Sebanyak 12 militan tewas di Filipina selatan dalam baku tembak dengan pasukan keamanan yang menyebabkan tujuh tentara terluka.
Dalam sebuah pernyataan, militer Filipina mengatakan bahwa baku tembak itu terjadi pada Senin (22/4) di provinsi Maguindanao del Sur di pulau Mindanao, yang merupakan basis bagi berbagai kelompok bersenjata mulai, dari pemberontak komunis hingga militan.
Dilansir kantor berita AFP, Selasa (23/4/2024), militer Filipina mengatakan pemimpin Fraksi Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro-Karialan dan saudaranya tewas bersama 10 orang lainnya. Tujuh tentara terluka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer menyita 12 senjata api berkekuatan tinggi, termasuk lima senapan M16, menurut pernyataan militer yang dirilis Senin malam waktu setempat.
Wilayah Filipina selatan yang bergolak adalah rumah bagi pemberontakan separatis Muslim yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan kelompok-kelompok ekstremis yang telah menyatakan kesetiaan kepada kelompok ISIS.
Pemerintah Filipina menandatangani pakta perdamaian dengan kelompok pemberontak terbesar di negara itu, Front Pembebasan Islam Moro, pada tahun 2014, mengakhiri pemberontakan bersenjata mematikan mereka.
Namun, kelompok kecil militan yang menentang perjanjian perdamaian tersebut masih ada. Para pemberontak komunis juga beroperasi di wilayah tersebut.