Peringatan Rusia Buntut DPR AS Setujui Paket Bantuan Militer ke Ukraina

Peringatan Rusia Buntut DPR AS Setujui Paket Bantuan Militer ke Ukraina

Tim detikcom - detikNews
Senin, 22 Apr 2024 07:30 WIB
Rescuers work at a site of a residential building damaged during a Russian missile attack, amid Russias attack on Ukraine, in Kyiv, Ukraine March 21, 2024. Kyiv Regional Military Civil Administration via Telegram/Handout via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES
Situasi di Ukraina yang digempur Rusia (Foto: Kyiv Regional Military Civil Administration/REUTERS)
Jakarta -

Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) menyetujui RUU terkait bantuan keamanan untuk ke Ukraina. Rusia memperingatkan paket bantuan itu akan menimbulkan korban lebih banyak di Ukraina.

Dilansir Reuters, Minggu (21/4/2024) rancangan undang-undang tersebut kini diajukan ke Senat yang mayoritas anggotanya Partai Demokrat. Para pemimpin AS mulai dari Presiden Partai Demokrat Joe Biden hingga anggota Senat terkemuka dari Partai Republik Mitch McConnell telah mendesak Ketua DPR dari Partai Republik, Mike Johnson, untuk melakukan pemungutan suara terkait usulan tersebut.

Disebutkan, Senat diperkirakan akan meloloskan RUU tersebut minggu depan dan mengirimkannya ke Biden untuk ditandatangani menjadi undang-undang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paket empat RUU yang tidak biasa ini juga mencakup dana untuk Israel, bantuan keamanan untuk Taiwan dan sekutunya di Indo-Pasifik. Serta tindakan yang mencakup sanksi, ancaman untuk melarang aplikasi media sosial TikTok milik Tiongkok, dan potensi transfer aset Rusia yang disita, ke Ukraina.

"Dunia sedang menyaksikan apa yang dilakukan Kongres," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

ADVERTISEMENT

"Meloloskan undang-undang ini akan mengirimkan pesan yang kuat tentang kekuatan kepemimpinan Amerika pada saat yang sangat penting. Pemerintah mendesak kedua kamar di Kongres untuk segera mengirimkan paket pendanaan tambahan ini ke meja presiden,"

Beberapa anggota Partai Republik garis keras telah menyuarakan penolakan keras terhadap bantuan lebih lanjut ke Ukraina. Beberapa berpendapat menyebut AS tidak mampu membiayainya mengingat utang negara yang meningkat sebesar USD 34 triliun.

RUU tersebut menyediakan USD 60,84 miliar untuk mengatasi konflik di Ukraina, termasuk USD 23 miliar untuk mengisi kembali senjata, persediaan, dan fasilitas AS; USD 26 miliar untuk Israel, termasuk USD 9,1 miliar untuk kebutuhan kemanusiaan, dan USD 8,12 miliar untuk Indo-Pasifik.

Ukraina Sambut Baik

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik pemungutan suara Dewan Perwakilan Rakyat AS. Pemungutan suara ini diketahui menyetujui paket bantuan ke Ukraina.

"RUU bantuan penting AS yang disahkan hari ini oleh DPR akan mencegah perang meluas, menyelamatkan ribuan nyawa, dan membantu kedua negara menjadi lebih kuat," tulis Zelensky di media sosial, dilansir AFP, Minggu (21/4).

Zelensky mengaku berharap RUU tersebut juga akan didukung Senat. Nantinya, RUU tersebut juga akan dikirimkan ke Presiden AS Joe Biden.

"Kami berharap RUU tersebut akan didukung di Senat dan dikirim ke meja Presiden Biden," tambahnya. "Terima kasih, Amerika!"

Simak Video 'Mayoritas DPR AS Setujui RUU Bantuan Dana ke Israel dan Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



Peringatan dari Rusia

Juru bicara Kremlin, Dimitry Peskov, buka suara usai Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui bantuan keamanan ke Ukraina. Menurut Peskov persetujuan itu akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kematian dalam konflik di Ukraina.

"Keputusan tersebut 'akan membuat Amerika Serikat lebih kaya, semakin menghancurkan Ukraina dan mengakibatkan kematian lebih banyak lagi warga Ukraina, ini adalah kesalahan rezim Kyiv'," kata Peskov seperti dikutip oleh kantor berita Rusia, dilansir Reuters, Minggu (21/4).

Peskov juga mengatakan bahwa ketentuan dalam undang-undang yang mengizinkan pemerintah AS untuk menyita aset-aset Rusia yang disita dan mentransfernya ke Ukraina untuk mendanai rekonstruksi akan mencoreng citra AS. Ia mengatakan Rusia akan mengambil tindakan pembalasan.

Sementara itu, Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, menulis di aplikasi pesan Telegram, mengatakan persetujuan bantuan AS untuk Ukraina sudah diduga dan didasarkan pada "Russophobia".

"Tentu saja kita akan menang, terlepas dari pertumpahan darah sebesar $61 miliar, yang sebagian besar akan ditelan oleh kompleks industri militer mereka yang tak pernah puas," tulis Medvedev, salah satu tokoh garis keras Rusia yang paling vokal saat menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan persetujuan bantuan dalam undang-undang tersebut ke Ukraina, Israel dan Taiwan akan "memperdalam krisis di seluruh dunia".

"Bantuan militer kepada rezim Kyiv adalah sponsor langsung terhadap aktivitas teroris," tulis Zakharova di Telegram.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads