Turki Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang untuk Tetap Berkuasa

Turki Tuding Netanyahu Manfaatkan Perang untuk Tetap Berkuasa

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 18 Apr 2024 12:21 WIB
Israels Prime Minister Benjamin Netanyahu chairs a cabinet meeting at the Kirya military base, which houses the Israeli Ministry of Defence, in Tel Aviv on December 24, 2023. (Photo by Ohad Zwigenberg / POOL / AFP)
PM Israel Benjamin Netanyahu (dok. AFP/OHAD ZWIGENBERG)
Doha -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan menuding Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengambil keuntungan dari ketegangan regional, khususnya perang melawan Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza, agar dirinya bisa tetap berkuasa.

Seperti dilansir AFP, Kamis (18/4/2024), tudingan itu dilontarkan Fidan saat berbicara dalam konferensi pers pada Rabu (17/4) waktu setempat di Doha, Qatar, bersama Perdana Menteri (PM) Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani.

"Jelas bahwa Netanyahu berusaha menyeret kawasan ini ke dalam perang agar tetap berkuasa," sebut Fidan dalam konferensi pers tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belum ada tanggapan Netanyahu maupun pemerintah Israel atas tudingan Fidan ini.

Dalam pernyataannya, Fidan menyebut ada ancaman "terus-menerus" bahwa perang yang berkecamuk di Jalur Gaza, selama enam bulan terakhir, akan menyebar di kawasan.

ADVERTISEMENT

"Kami akan melipatgandakan upaya kami untuk mengakhiri perang ini," tegas Fidan dalam pernyataannya.

Fidan juga mengatakan bahwa selama berada di Doha, dirinya berbicara selama tiga jam dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan para pemimpin politik kelompok militan Palestina lainnya. Perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza, sebut Fidan, turut dibahas dalam pertemuan itu.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Haniyeh sendiri dijadwalkan mengunjungi Turki pada akhir pekan ini, sebagai tamu Presiden Recep Tayyip Erdogan. Sejak perang dimulai di Jalur Gaza, Erdogan dikenal sebagai pengkritik keras untuk para pemimpin Israel.

Sebelumnya, Erdogan melontarkan pernyataan keras dengan menyebut Netanyahu adalah orang pertama yang harus disalahkan atas serangan langsung pertama Iran terhadap Israel akhir pekan lalu.

"Pihak utama yang bertanggung jawab atas ketegangan yang mencengkeram hati kita pada malam tanggal 13 April adalah Netanyahu dan pemerintahannya yang penuh darah," kata pemimpin Turki tersebut, yang sering mengkritik Israel dan kepemimpinannya.

"Mereka yang selama berbulan-bulan bungkam mengenai sikap agresif Israel langsung mengutuk tanggapan Iran," ujarnya.

"Tetapi Netanyahu sendirilah yang pertama-tama harus dikutuk," cetus Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan televisi, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (17/4/).

Erdogan mengatakan bahwa serangan Israel pada tanggal 1 April terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, telah melanggar hukum internasional.

Pada hari Minggu lalu, pemerintah Turki menyerukan "diakhirinya eskalasi" di Timur Tengah setelah serangan Iran terhadap Israel, dengan mengatakan ada risiko memicu perang regional.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads