.webp)
Militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Lebanon. Serangan itu diklaim telah menewaskan seorang komandan penting Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (1/4/2024), militer Israel dalam pernyataannya mengklaim seorang komandan Hizbullah bernama Ismail Al-Zin tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah kendaraan di wilayah Lebanon pada Minggu (31/3) waktu setempat.
Al-Zin diidentifikasi oleh Tel Aviv sebagai komandan unit rudal anti-tank Pasukan Radwan Hizbullah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Al-Zin merupakan sumber pengetahuan penting mengenai rudal anti-tank dan bertanggung jawab atas puluhan serangan rudal anti-tank terhadap warga sipil, masyarakat dan pasukan keamanan Israel," sebut militer Israel dalam pernyataannya.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Al-Zin bukanlah tokoh senior, namun membenarkan bahwa dia adalah anggota unit elite Radwan.
Israel sejauh ini telah menewaskan sekitar 25 anggota unit elite Radwan, termasuk tiga komandan seperti Wissma Tawil yang merupakan seorang perwira senior Hizbullah yang memainkan peran utama dalam mengarahkan operasi kelompok itu di Lebanon bagian selatan.
Kelompok Hizbullah mulai melancarkan serangan roket ke wilayah Israel sejak Oktober tahun lalu, untuk mendukung sekutunya, Hamas, yang sedang berperang melawan militer Tel Aviv di Jalur Gaza. Serangan roket Hizbullah itu menuai balasan dari militer Israel, yang semakin meningkatkan ketegangan di perbatasan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Rentetan serangan Israel terhadap wilayah Lebanon dilaporkan telah menewaskan nyaris 270 petempur Hizbullah dan sekitar 50 warga sipil, termasuk anak-anak, petugas medis dan jurnalis.
Gempuran militer Tel Aviv juga menghantam pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, atau UNIFIL, dan tentara Lebanon.
Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, bersama negara-negara lainnya berupaya mengamankan resolusi diplomatik untuk mengakhiri serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel. Namun Hizbullah menegaskan bahwa kelompoknya tidak akan menghentikan serangan sebelum gencatan senjata diterapkan di Gaza.
