Ada Apa di Balik Kunjungan Bos Mata-mata Rusia ke Korea Utara?

Ada Apa di Balik Kunjungan Bos Mata-mata Rusia ke Korea Utara?

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 28 Mar 2024 21:37 WIB
Russian and North Korean flags fly at the Vostochny Π‘osmodrome, the venue of the meeting between Russias President Vladimir Putin and North Koreas leader Kim Jong Un, in the far eastern Amur region, Russia, September 13, 2023. Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights
Foto: Ilustrasi bendera Korea Utara dan Rusia (Sputnik/Artem Geodakyan/Pool via REUTERS/File Photo Purchase Licensing Rights)
Jakarta -

Bos mata-mata Rusia mengunjungi Pyongyang, Korea Utara (Korut) awal pekan ini. Maksud kunjungan tersebut yakni untuk membahas kerja sama keamanan antara kedua negara.

Sergei Naryshkin, kepala dinas intelijen luar negeri Rusia, SVR bertemu dengan Menteri Keamanan Korea Utara Ri Chang Dae selama kunjungannya pada 25-27 Maret.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pejabat membahas peningkatan kerja sama "untuk mengatasi tindakan mata-mata dan rencana kekuatan musuh yang terus meningkat," kata kantor berita resmi Korut, KCNA dalam laporannya seperti dilansir AFP, Kamis (28/3/2024).

ADVERTISEMENT

Lantas, apa saja yang dibahas oleh kedua negara ini?

Baca halaman selanjutnya.

Sama-sama Terkena Sanksi Global

Diketahui bahwa Rusia dan Korea Utara sama-sama terkena sanksi global -- Moskow atas invasi mereka ke Ukraina, dan Pyongyang atas uji coba senjata nuklirnya.

Pada bulan September tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan di wilayah timur jauh Rusia. Dalam pertemuan itu, Kim menyatakan bahwa hubungan dengan Moskow adalah "prioritas nomor satu" negaranya.

Amerika Serikat kemudian mengklaim Pyongyang mulai menyediakan senjata untuk Moskow.

Sementara Korea Selatan menegaskan awal bulan ini, bahwa Korea Utara telah mengirimkan sekitar 7.000 kontainer senjata ke Rusia untuk perangnya dengan Ukraina sejak pengiriman dimulai sekitar bulan Juli lalu.

Kerja Sama Teknologi Keamanan

Washington dan para ahli mengatakan bahwa sebagai imbalan pengiriman senjata tersebut, Pyongyang mencari berbagai bantuan militer, seperti teknologi satelit dan peningkatan peralatan militer era Uni Soviet.

"Kedua belah pihak mencapai konsensus pandangan yang lengkap mengenai isu-isu yang dibahas dalam dua pembicaraan yang berlangsung dalam suasana bersahabat dan ramah," kata laporan KCNA.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads