Media berita internasional, Agence France-Presse (AFP), melaporkan penolakan warga di Aceh terhadap pengungsi Rohingya. Pengusiran itu muncul setelah puluhan Rohingya diselamatkan dari kapal mereka yang terbalik di lepas pantai Aceh.
Dilansir AFP, Kamis (28/3/2024), penolakan warga terhadap Rohingya ini disampaikan oleh perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Aceh pada Rabu (27/3).
Keberadaan etnis yang dipersekusi di Myanmar itu dikatakan telah menyulut kemarahan warga Aceh. Sejumlah warga dilaporkan menghalau kapal-kapal Rohingya ke lautan. Ada pula warga yang mencoba menggeruduk tempat penampungan mereka pada beberapa bulan terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun orang-orang Rohingya yang selamat dari kecelakaan kapal terbalik pada pekan lalu itu kini telah dipindahkan dari lokasi penampungan sementara. Lokasi penampungan dipindah pada jarak sekitar 10 menit berkendari dari tempat semula.
"Dia dipindahkan ke halaman kantor bupati," kata Faisal Rahman, Protection Associate Komisariat Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) Aceh.
Ada 69 orang Rohingya yang ditemukan dari peristiwa terbaliknya kapal mereka pada Kamis pekan lalu. Mereka diselamatkan oleh otoritas pemerintah, ada pula 6 orang diselamatkan oleh para nelayan pada sehari sebelumnya.
11 Orang Rohingya tewas di lautan setelah regu penyelamat menghentikan pencarian pada Jumat pekan lalu, meski sejumlah penyintas mengatakan ada 150 orang ada di kapal ketika kapal itu terbalik.
Mereka yang selamat kemudian ditampung di kantor lama Palang Merah di Kabupaten Aceh Barat. Namun, puluhan orang kemudian menggeruduk penampungan itu Selasa (26/3) lalu. Mereka ingin orang-orang Rohingya itu pergi. Jumlah orang Rohingya di lokasi itu dikatakan ada 75 orang.
(dnu/yld)