Amerika Serikat (AS) sudah tiga kali selalu menggunakan hak veto untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza. Namun awal pekan ini, Washington memilih abstain dan tidak memveto resolusi terbaru yang divoting. Apa alasannya?
Seperti dilansir Al Jazeera dan Reuters, Selasa (26/3/2024), abstain yang diberikan AS itu akhirnya meloloskan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Ini menjadi resolusi pertama Dewan Keamanan PBB yang disetujui sejak perang berkecamuk pada awal Oktober tahun lalu.
Resolusi yang berhasil disetujui itu "menuntut gencatan senjata segera di bulan Ramadan yang dihormati oleh semua pihak yang mengarah pada gencatan senjata berkelanjutan yang bertahan lama, dan juga menuntut pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield memberikan penjelasan di balik keputusan Washington tidak menggunakan hak veto, namun juga tidak memberikan suara dukungan untuk resolusi terbaru itu, dan lebih memilih abstain.
"Kami menghargai kesediaan anggota-anggota Dewan ini untuk melakukan beberapa perubahan dan menyempurnakan resolusi ini. Namun, penyuntingan penting tertentu diabaikan, termasuk permintaan kami untuk menambahkan kecaman terhadap Hamas," ucapnya seperti dikutip dari situs resmi Misi AS untuk PBB, usun.usmission.gov.
"Dan kami tidak setuju dengan semua yang ada di dalam resolusi ini. Untuk alasan tersebut, sayangnya kami tidak bisa memilih iya," jelas Thomas-Greenfield soal alasan AS memilih abstain.
"Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya, kami mendukung penuh beberapa tujuan penting dalam resolusi yang tidak mengikat ini. Dan kami mempercayai bahwa penting bagi Dewan untuk bersuara dan memperjelas bahwa gencatan senjata harus dilakukan dengan pembebasan semua sandera," tegasnya, merujuk pada alasan Washington tidak menggunakan hak vetonya.
"Memang benar, seperti telah saya katakan sebelumnya, satu-satunya jalan untuk mengakhiri konflik ini adalah dengan membebaskan semua sandera," cetus Thomas-Greenfield dalam pernyataannya.
Simak juga Video 'Alasan AS Abstain soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza':
Simak penjelasan AS lebih lanjut di halaman berikutnya.
Dalam penjelasan lebih lanjut, Thomas-Greenfield menyebut bahwa dengan mengadopsi resolusi terbaru ini, Dewan Keamanan PBB sebenarnya "bersuara untuk mendukung" upaya diplomatik yang sedang berlangsung dengan dimediasi AS, Qatar dan Mesir untuk mewujudkan gencatan senjata segera dan berkelanjutan di Jalur Gaza.
Upaya diplomatik itu, sebut Thomas-Greenfield, juga bertujuan mengamankan pembebasan semua sandera dan membantu meringankan penderitaan luar biasa warga sipil Palestina di Jalur Gaza. "AS sepenuhnya mendukung tujuan-tujuan penting ini," tegasnya.
Lebih lanjut, dia juga menekankan bahwa dukungan AS terhadap tujuan-tujuan itu "bukan sekadar retorika" dan menegaskan bahwa Washington "bekerja sepanjang waktu untuk mewujudkan tujuan itu di lapangan, melalui diplomasi".
Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller juga memberikan penjelasan soal alasan di balik suara abstain Washington terhadap resolusi tersebut, juga alasan tidak digunakannya hak veto oleh sekutu Israel itu.
Menurut Miller, kegagalan resolusi itu dalam mengecam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu menjadi salah satu alasan mengapa AS memilih abstain dalam voting resolusi Dewan Keamanan PBB pada Senin (25/3) waktu setempat.
"Itulah mengapa kami tidak mendukungnya. Namun alasan kami tidak memvetonya adalah karena ada hal-hal dalam resolusi itu yang sejalan dengan posisi jangka panjang kami," jelas Miller, merujuk pada dukungan Washington untuk "gencatan senjata dan harus ada pembebasan sandera, yang juga kami pahami menjadi posisi pemerintah Israel".
Israel Marah pada AS yang Tidak Memveto Resolusi DK PBB
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memberikan reaksi keras, dengan menyebut kegagalan AS memveto resolusi itu merupakan "kemunduran jelas dari posisi AS yang konsisten" sebelumnya, dan akan merugikan upaya perang Israel serta upaya membebaskan lebih dari 130 sandera yang masih ditahan Hamas.
Netanyahu juga mengumumkan pembatalan rencana kunjungan delegasi level tinggi Israel ke Washington untuk membahas operasi militer yang mungkin dilakukan di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, yang juga menjadi tempat berlindung lebih dari satu juta pengungsi Palestina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih AS, John Kirby, dalam tanggapannya menegaskan bahwa sikap abstain Washington di Dewan Keamanan PBB "tidak mewakili perubahan" dalam kebijakan AS.
"Kami konsisten dalam mendukung gencatan senjata sebagai bagian dari kesepakatan (pembebasan) sandera," tegas Kirby, merujuk pada upaya pembebasan sekitar 130 orang yang diyakini masih disandera Hamas di Jalur Gaza setelah mereka ditangkap dalam serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu.
Simak juga Video 'Alasan AS Abstain soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza':