Presiden Uganda Yoweri Museveni telah menunjuk putranya, Muhoozi Kainerugaba untuk menjadi panglima militer negara Afrika Timur itu.
Pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Uganda pada Kamis malam waktu setempat ini, menyusul spekulasi selama bertahun-tahun bahwa Kainerugaba sedang dipersiapkan untuk menduduki posisi puncak.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (22/3/2024), meskipun jenderal berusia 49 tahun itu, sebelumnya pernah membantah klaim bahwa ia bermaksud menggantikan ayahnya, namun ia menikmati peningkatan pesat dalam jajaran militer Uganda. Ayahnya sendiri yang telah menjadi presiden Uganda sejak tahun 1986, merupakan salah satu pemimpin terlama di Afrika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kainerugaba pernah memicu kegaduhan diplomatik lewat postingannya di media sosial. Dalam postingan di X tahun lalu yang sekarang telah dihapus, Kainerugaba mengatakan dia bermaksud mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2026.
Ia juga tampak menyindir ayahnya, dengan menulis: "Berapa banyak yang setuju dengan saya bahwa zaman kita telah tiba? Cukup banyak orang tua yang memerintah kita. Mendominasi kita. Ini saatnya generasi kita bersinar. Retweet dan sukai".
Menyusul kehebohan pada tahun 2022 atas postingan Kainerugaba yang mengancam akan menyerang Kenya, Museveni (79) berusaha mengendalikan putranya dengan memintanya untuk menjauhi media sosial jika menyangkut urusan negara.
Museveni, yang meminta maaf kepada Kenya atas kemarahannya, tetap membela putra satu-satunya itu sebagai "jenderal yang sangat baik".
Bagi banyak warga Uganda, posisi Kainerugaba sebagai ahli waris sudah jelas. Namun, pemerintah selama ini telah mengambil tindakan keras terhadap siapa pun yang membahas masalah ini.
Pada tahun 2013, polisi menutup dua surat kabar independen dan dua stasiun radio selama 10 hari, setelah mereka menerbitkan bocoran memo rahasia dari seorang jenderal senior yang menuduh bahwa Museveni sedang mempersiapkan Kainerugaba untuk menggantikannya.