Kelompok pemberontak Houthi yang bermarkas di Yaman, menargetkan sebuah kapal tanker bahan bakar dalam serangan terbarunya di Laut Merah. Houthi mengklaim sejumlah rudal angkatan laut telah ditembakkan ke arah kapal tanker bernama MADO tersebut.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/3/2024), juru bicara militer kelompok Houthi, Yahya Sarea, juga mengklaim bahwa serangan rudal-rudal bersayap dilancarkan terhadap pelabuhan Eliat di Israel, juga wilayah resor di sekitarnya.
MADO merupakan kapal tanker pengangkut gas cair (LPG) yang berbendera Kepulauan Marshall. Menurut pelacak pelayaran maritim, kapal tanker MADO sedang berlayar dari Arab Saudi menuju ke Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Houthi menggambarkan kapal tanker itu sebagai milik Amerika Serikat (AS). Namun database pelayaran Equasis menunjukkan kapal tanker itu dimiliki oleh perusahaan Yunani bernama Naftomar Shipping & Trading Co Ltd.
Naftomar belum memberikan tanggapannya atas laporan kapalnya diserang Houthi.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah berulang kali meluncurkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal komersial yang berlayar di jalur pelayaran internasional di perairan Laut Merah dan sekitarnya sejak pertengahan November tahun lalu.
Dalam penjelasannya, Houthi mengatakan serangan-serangan mereka itu merupakan bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza, yang terus digempur militer Israel dalam perang melawan Hamas sejak Oktober tahun lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Saat Houthi Targetkan Serangan ke Kapal 'Pinocchio' AS di Laut Merah':
Serangan-serangan Houthi tersebut telah mengganggu pelayaran global, memaksa perusahaan-perusahaan menempuh perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal lewat rute di sekitar Afrika bagian selatan.
AS bersama sekutunya, Inggris, dan angkatan laut dari beberapa negara lainnya melancarkan rentetan serangan terhadap target-target Houthi baik di Laut Merah maupun di wilayah Yaman sebagai balasan.
Houthi menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa dan pelabuhan utama Hodeidah di tepi Laut Merah. Kelompok itu, sejak tahun 2014, terlibat perang sipil dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan didukung oleh Barat serta Arab Saudi.