Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengklaim sukses dalam melakukan uji coba senjata hipersonik yang diluncurkan dari udara. Uji coba itu dilakukan Washington di perairan Samudra Pasifik.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (20/3/2024), Angkatan Udara AS dalam pernyataannya menyebut uji coba senjata hipersonik itu dilakukan pada Minggu (17/3) waktu setempat, setelah pesawat pengebom B-52 meninggalkan Pulau Guam dengan membawa Senjata Respons Cepat yang diluncurkan dari Udara (ARRW).
Diklaim oleh Angkatan Udara AS bahwa uji coba itu berlangsung sukses. Namun tidak diungkapkan lebih lanjut soal kecepatan terbang senjata hipersonik tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pengujian sebelumnya, ARRW mampu mengudara setidaknya lima kali kecepatan suara.
Pada Desember tahun 2022, Angkatan Udara AS untuk pertama kalinya berhasil menguji coba rudal hipersonik yang diluncurkan dari udara secara sepenuhnya. Kesuksesan itu dicapai setelah program rudal hipersonik AS beberapa kali mengalami kemunduran karena rentetan kegagalan saat uji coba.
Laporan CNN pada 13 Desember 2022 menyebut bahwa prototipe lengkap dari Senjata Respons Cepat yang diluncurkan dari udara, atau yang disebut ARRW, berhasil diluncurkan dari sebuah pesawat pengebom strategis B-52 yang mengudara di atas pantai California pada 9 Desember 2022.
Rudal AGM-183A, sebut Test Wing ke-96, berhasil mencapai kecepatan hipersonik lebih dari lima kali kecepatan suara dan meledak di area terminal. Menurut Angkatan Udara AS, semua target dari uji coba itu telah tercapai.
ARRW merupakan rudal jenis boost-glide yang menggunakan roket pendorong untuk mempercepat proyektil menuju kecepatan hipersonik. Sebuah kendaraan seluncur kemudian memisahkan diri dari roket pendorong dan menggunakan inersia untuk melaju ke target dalam kecepatan hipersonik.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'AS Kembali Ingatkan Israel: Serangan ke Rafah Bisa Jadi Bencana':
AS tidak sendirian dalam mengembangkan senjata hipersonik, yang kecepatan dan kemampuan manuvernya membuat senjata jenis tersebut sulit untuk dilacak dan dicegat atau ditembak jatuh.
Rusia telah menembakkan rudal-rudal hipersonik ke target-target di wilayah Ukraina, saat perang terus berkecamuk.
Sementara China, seperti dilaporkan para pejabat militer AS, juga telah menguji coba senjata hipersonik buatannya yang dilaporkan mampu mengelilingi dunia sebelum mengenai target. Namun pada Oktober tahun lalu, Beijing membantah pihaknya telah melakukan uji coba senjata hipersonik.
Senjata hipersonik mampu mengudara pada kecepatan lebih cepat dari Mach 5, atau sekitar 4.000 mil per jam atau 6.437 kilometer per jam, yang menjadikan senjata ini sulit untuk dideteksi dan dicegat tepat waktu. Rudal hipersonik juga mampu bermanuver dan memvariasikan ketinggian, yang memungkinkan rudal ini menghindari sistem pertahanan rudal.