Senator Amerika Serikat (AS) Chuck Schumer dari Partai Demokrat menyerukan digelarnya pemilu baru di Israel. Schumer yang merupakan pemimpin mayoritas Senat AS ini juga mengkritik keras Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu sebagai penghalang bagi perdamaian.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (15/3/2024), Schumer yang merupakan pendukung Israel sejak lama dan menjadi pejabat Yahudi dengan jabatan tertinggi di AS ini, mengatakan kepada para Senator AS bahwa pemerintahan Netanyahu "tidak lagi memenuhi kebutuhan Israel" setelah lima bulan perang berkecamuk usai serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
"Sebagai negara demokrasi, Israel mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya sendiri, dan kita harus membiarkan hal itu terjadi. Namun yang penting adalah warga Israel diberi pilihan. Perlu ada perdebatan baru mengenai masa depan Israel setelah 7 Oktober," cetus Schumer dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pendapat saya, hal itu paling baik dilakukan dengan menggelar pemilu," sebutnya.
Dia juga mengatakan bahwa akan menjadi "kesalahan besar" bagi Israel untuk menolak solusi dua negara. Schumer menyerukan para perunding dalam konflik Israel-Palestina untuk melakukan segala hal yang mungkin demi menjamin gencatan senjata, pembebasan sandera, dan mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza.
Schumer dan para tokoh terkemuka Partai Demokrat lainnya, termasuk Presiden Joe Biden, menghadapi kritikan keras dari dalam partai mereka, atas dukungan tanpa syarat AS terhadap Israel, mengingat dampak serangan Tel Aviv terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Dalam pidatonya, Schumer tidak menyebut kemungkinan memberlakukan legislasi yang menghubungkan antara pasokan senjata AS untuk Israel dengan upaya meringankan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza. Namun dia menyinggung soal potensi Washington menggunakan pengaruhnya jika Tel Aviv tidak mengubah arah.
"Jika koalisi Perdana Menteri Netanyahu saat ini tetap berkuasa setelah perang mulai mereda, dan terus menerapkan kebijakan berbahaya dan menghasut yang menguji standar bantuan AS yang ada, maka Amerika Serikat tidak memiliki pilihan selain memainkan peran yang lebih aktif dalam membentuk kebijakan Israel dengan menggunakan pengaruh kami untuk mengubah arah yang ada saat ini," cetusnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Meski Dikecam Dunia, Netanyahu Tetap Ngotot Akan Invasi Rafah':