Mantan Jenderal Israel Sebut Ramadan 'Hari Libur Mematikan'

Mantan Jenderal Israel Sebut Ramadan 'Hari Libur Mematikan'

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 13 Mar 2024 13:39 WIB
Jemaah Masjid Al Aqsa
Ilustrasi -- Pasukan keamanan Israel berjaga saat para jemaah Masjid Al-Aqsa menjalankan ibadah salat (dok. Ammar Awad/Reuters)
Tel Aviv -

Seorang mantan jenderal militer Israel, Uzi Dayan, baru-baru ini menyampaikan komentar kontroversial terkait bulan suci Ramadan. Dayan menyebut bulan suci bagi umat Muslim itu "hari libur mematikan".

Dayan, yang pernah menjabat sebagai anggota Knesset atau parlemen Israel ini, juga mengakui dirinya "muak dan lelah" dengan bulan Ramadan.

Seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (13/3/2024), ucapan kontroversial Dayan itu disampaikan dalam wawancara dengan televisi lokal Israel, ketika dia ditanya soal apa yang harus dilakukan Israel selama bulan Ramadan yang dirayakan oleh warga Palestina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sedikit muak dan lelah dengan Ramadan. Maksud saya, itu telah menjadi semacam kata ajaib dalam kehidupan kita, yang seringkali menimbulkan banyak pertimbangan," ucap Dayan dalam wawancara tersebut.

Dayan mencetuskan pendekatan yang lebih keras, dengan menekankan perlunya pengerahan pasukan keamanan dan agar Israel tidak terlalu memiliki banyak pertimbangan selama Ramadan.

ADVERTISEMENT

"Inilah yang kita alami, hari libur yang mematikan, lebih dari apa pun, dan oleh karena itu, solusi pada tahap ini adalah banyak pengerahan pasukan, banyak kekuatan, dan sedikit pertimbangan," cetusnya.

Lebih lanjut, Dayat juga mengusulkan agar Tel Aviv mencegah umat Muslim dari Palestina untuk menjalankan ibadah salat di Masjid Al-Aqsa, atau yang oleh Israel disebut sebagai Temple Mount, selama Ramadan.

"Pertama-tama, saya tidak akan mengizinkan orang-orang Palestina dari Yudea, Samaria, dan Lembah Yordan, untuk memasuki Tempe Mount (atau Masjid Al-Aqsa)," ujarnya, menggunakan istilah Yudea dan Samaria yang merupakan sebutan Israel untuk wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Awal Ramadan, Netanyahu Langsung Ngegas Mau Serang Rafah':

[Gambas:Video 20detik]



"Dan saya akan mengizinkan, secara wajar, atau bahkan secara besar-besaran, masuknya warga Muslim Israel. Dengan syarat, tidak ada masalah dengan mereka secara pribadi, secara khusus, dan juga secara kolektif," imbuh Dayan dalam wawancara tersebut.

"Dan terutama pada hari pertama (Ramadan), saya akan merespons dengan cara yang sangat kasar dari semua perspektif, jika ketenangan tidak dijaga," tandasnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Kepolisian Israel membuat blokade di kompleks Masjid Al-Aqsa saat ratusan warga Palestina hendak menjalankan salat tarawih pertama di bulan suci Ramadan. Polisi Israel juga terekam kamera menghalangi dan memukuli warga Palestina yang hendak memasuki Masjid Al-Aqsa.

Dilansir Anadolu Agency dan The Times of Israel, Selasa (12/3), berdasarkan keterangan saksi mata, polisi hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa. Para saksi mata mengatakan banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan salat tarawih berkumpul di gerbang Haram al-Sharif.

Rekaman menunjukkan para personel Kepolisian Israel menyerang beberapa warga Palestina dengan tongkat di pintu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa. Kepolisian Israel mengklaim pihaknya berupaya untuk "memungkinkan kebebasan beribadah di Temple Mount sekaligus memastikan keselamatan dan keamanan, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kepemimpinan politik".

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads