Seorang mantan jenderal militer Israel, Uzi Dayan, baru-baru ini menyampaikan komentar kontroversial terkait bulan suci Ramadan. Dayan menyebut bulan suci bagi umat Muslim itu "hari libur mematikan".
Dayan, yang pernah menjabat sebagai anggota Knesset atau parlemen Israel ini, juga mengakui dirinya "muak dan lelah" dengan bulan Ramadan.
Seperti dilansir Middle East Monitor, Rabu (13/3/2024), ucapan kontroversial Dayan itu disampaikan dalam wawancara dengan televisi lokal Israel, ketika dia ditanya soal apa yang harus dilakukan Israel selama bulan Ramadan yang dirayakan oleh warga Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sedikit muak dan lelah dengan Ramadan. Maksud saya, itu telah menjadi semacam kata ajaib dalam kehidupan kita, yang seringkali menimbulkan banyak pertimbangan," ucap Dayan dalam wawancara tersebut.
Dayan mencetuskan pendekatan yang lebih keras, dengan menekankan perlunya pengerahan pasukan keamanan dan agar Israel tidak terlalu memiliki banyak pertimbangan selama Ramadan.
"Inilah yang kita alami, hari libur yang mematikan, lebih dari apa pun, dan oleh karena itu, solusi pada tahap ini adalah banyak pengerahan pasukan, banyak kekuatan, dan sedikit pertimbangan," cetusnya.
Lebih lanjut, Dayat juga mengusulkan agar Tel Aviv mencegah umat Muslim dari Palestina untuk menjalankan ibadah salat di Masjid Al-Aqsa, atau yang oleh Israel disebut sebagai Temple Mount, selama Ramadan.
"Pertama-tama, saya tidak akan mengizinkan orang-orang Palestina dari Yudea, Samaria, dan Lembah Yordan, untuk memasuki Tempe Mount (atau Masjid Al-Aqsa)," ujarnya, menggunakan istilah Yudea dan Samaria yang merupakan sebutan Israel untuk wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Awal Ramadan, Netanyahu Langsung Ngegas Mau Serang Rafah':