Abaikan Tekanan Global, Netanyahu Ngotot Akan Invasi Rafah

Abaikan Tekanan Global, Netanyahu Ngotot Akan Invasi Rafah

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 13 Mar 2024 09:58 WIB
Tel Aviv -

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melanjutkan operasi militer hingga ke Rafah, Jalur Gaza bagian selatan. Netanyahu mengabaikan tekanan internasional yang semakin meningkat yang menyerukan Tel Aviv tidak menginvasi Rafah.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (13/3/2024), suara yang menyerukan agar pasukan darat Israel tidak menginvasi Rafah semakin meningkat. Rafah yang terletak dekat perbatasan Mesir, merupakan salah satu daerah terakhir yang relatif aman yang menjadi tempat berlindung bagi 1,5 juta pengungsi Palestina.

"Kami akan menyelesaikan pekerjaan di Rafah, sambil memungkinkan para penduduk sipil untuk terhindar dari bahaya," tegas Netanyahu dalam pidato via video yang ditayangkan dalam konferensi organisasi AIPAC yang pro-Israel di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (12/3) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini merupakan kesekian kalinya Netanyahu menegaskan pasukan Israel akan melancarkan serangan darat terhadap Rafah, meskipun ada banyak seruan internasional, termasuk dari sekutunya AS, agar Tel Aviv tidak menginvasi kota tersebut.

Penegasan terbaru Netanyahu itu muncul ketika para pemimpin Uni Eropa berencana mendesak Israel agar tidak melancarkan operasi darat ke Rafah, yang dimuat dalam draf kesimpulan untuk pertemuan puncak Uni Eropa.

ADVERTISEMENT

"Dewan Eropa mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri dari operasi darat di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina saat ini mencari keselamatan dari pertempuran dan mencari akses terhadap bantuan kemanusiaan," demikian penggalan draf kesimpulan pertemuan puncak Uni Eropa.

Draf itu membutuhkan persetujuan dari 27 pemimpin negara anggota Uni Eropa untuk bisa diadopsi dalam pertemuan puncak pada 21-22 Maret mendatang.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Presiden AS Joe Biden, pada Sabtu (9/3) lalu, mengkritik Netanyahu dengan menyebut pendekatannya terhadap perang di Jalur Gaza "lebih merugikan Israel daripada membantu Israel".

Biden mengatakan bahwa Netanyahu "memiliki hak untuk membela Israel, hak untuk terus mengejar Hamas". Namun, dia juga menegaskan bahwa Netanyahu harus mempedulikan hilangnya nyawa-nyawa yang tidak berdosa di Jalur Gaza.

"Dia harus lebih memperhatikan hilangnya nyawa-nyawa tidak berdosa sebagai konsekuensi dari tindakan yang diambil," cetus Biden merujuk pada Netanyahu, dalam wawancara yang disiarkan media MSNBC pada Sabtu (9/3) waktu setempat.

"Dalam pandangan saya, dia lebih merugikan Israel daripada membantu Israel," tegasnya dalam wawancara tersebut.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads