Puluhan warga Muslim berkumpul di area Times Square, New York, Amerika Serikat (AS), untuk menjalankan salat tarawih pada Minggu (10/3) malam waktu setempat, menandai dimulainya bulan suci Ramadan. Beberapa jemaah di antaranya membawa bendera Palestina sebagai bentuk solidaritas untuk Gaza.
Seperti dilansir AFP, Senin (11/3/2024), para jemaah Muslim itu menjalankan ibadah salat tarawih dengan latar belakang papan reklame LED yang menyala terang di area ternama Manhattan, New York, pada Minggu (10/3) malam waktu setempat.
"Senang rasanya datang ke sini sebagai Muslim. Saya melihat umat Muslim dari mana-mana -- Saya terkejut, ini pertama kalinya saya datang ke sini. Saya ingin datang dan melihat komunitasnya," tutur salah satu jemaah Muslim AS, Salman al-Hanafy (20), asal Kairo yang bekerja sebagai operator forklift di AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan lebih dari 100 jemaah berkumpul untuk menjalankan salat meskipun kondisi cuacanya dingin dan berangin. Seorang vokalis melantunkan nasyid di lokasi, dengan anak-anak membacakan ayat-ayat Al-Qur'an, yang salinannya dibagikan kepada umat Muslim dan para pejalan kali yang melintas.
"Banyak orang yang tertarik dengan Al-Qur'an, kami hampir kehabisan ayat Al-Qur'an yang berbahasa Prancis. Ini menjelaskan pentingnya berpuasa selama Ramadan," ucap Ahmad Yasar (20), yang merupakan seorang mahasiswa IT di New York.
Penyelenggara memproyeksikan doa-doa dari Al-Qur'an ke sebuah kain berwarna putih yang diterpa angin di lokasi.
Yasar menuturkan bahwa salat berjamaah semacam ini penting untuk "meningkatkan kesadaran dan menunjukkan kepada masyarakat apa yang terjadi di seluruh dunia" -- termasuk di Jalur Gaza yang kini sedang dilanda perang antara Israel dan Hamas.
![]() |
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Nuansa bendera Palestina terlihat di lokasi, dengan salah satu pembicara mengenakan topik dengan warna merah, putih, hijau dan hitam, sementara seorang anak laki-laki yang duduk di kursi roda mengibarkan spanduk.
New York telah menjadi lokasi bagi puluhan unjuk rasa, sebagian pro-Palestina dan lainnya pro-Israel, sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Israel menggempur Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang di negara Yahudi tersebut.
Sementara laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 31.045 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama lima bulan terakhir.