Dewan Keamanan (DK) PBB akan mengadakan sidang darurat pada hari Rabu (6/3) waktu setempat untuk membahas tentang Haiti yang tengah dilanda kekerasan. Di negara itu, geng-geng bersenjata mengancam akan terjadinya perang saudara kecuali Perdana Menteri (PM) Ariel Henry mundur dari jabatannya.
Kelompok-kelompok bersenjata, yang menguasai sebagian besar wilayah di negara itu, telah mengumumkan upaya terkoordinasi untuk menggulingkan PM Henry pada hari Kamis (7/3).
Sebelumnya, pemimpin geng, Jimmy Cherizier pada hari Selasa (5/3) memperingatkan bahwa kekacauan yang terjadi saat ini akan mengarah pada perang saudara dan "genosida" kecuali sang perdana menteri mengundurkan diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika Ariel Henry tidak mengundurkan diri, jika komunitas internasional terus mendukungnya, kita akan langsung menuju perang saudara yang akan mengarah pada genosida," kata Cherizier kepada wartawan di Port-au-Prince, ibu kota Haiti, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Rabu (6/3/2024).
Berkuasa sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada tahun 2021, Henry semula akan mengundurkan diri pada bulan Februari lalu. Namun, dia malah menyetujui kesepakatan pembagian kekuasaan dengan oposisi sampai pemilu baru diadakan.
PBB menyatakan, setidaknya 15.000 orang telah melarikan diri dari wilayah Port-au-Prince yang paling parah terkena dampak kekerasan geng-geng bersenjata. Meskipun tim PBB di lapangan belum dapat melaporkan jumlah korban jiwa.
Di tengah meningkatnya kekerasan, Henry yang sedang berada di luar negeri, tidak bisa kembali ke Haiti. Dia sebelumnya berada di Kenya untuk mendorong pengerahan misi polisi multinasional yang didukung PBB untuk membantu menstabilkan negaranya, seiring upaya untuk menggulingkannya dimulai.
Para pejabat Haiti telah memohon bantuan internasional selama berbulan-bulan untuk membantu pasukan keamanan mereka yang kewalahan, ketika geng-geng tersebut menggunakan kekerasan.
Pemerintah Haiti telah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam, yang telah diperpanjang hingga Rabu.
Prihatin dengan "situasi keamanan yang memburuk dengan cepat," Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan ini menyerukan "tindakan segera, khususnya dalam memberikan dukungan keuangan untuk misi dukungan keamanan multinasional."
Baca juga: Geng Bersenjata di Haiti Kian Menjadi-jadi |