Kelompok Houthi mengumumkan kapal-kapal harus mendapatkan izin dari Otoritas Urusan Maritim, yang dikuasai Houthi, sebelum memasuki perairan Yaman. Penegasan itu disampaikan saat Houthi terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di perairan Laut Merah dan sekitarnya.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (5/3/2024), kelompok yang didukung Iran itu telah berulang kali melancarkan serangan drone dan rudal terhadap jalur pelayaran komersial internasional di Teluk Aden sejak pertengahan November lalu.
Houthi, dalam penjelasannya, menyebut rentetan serangan itu sebagai solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel.
Serangan yang terjadi hampir setiap hari itu telah memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengalihkan pelayaran ke rute lainnya di sekitar Afrika bagian selatan yang lebih panjang dan memicu biaya lebih mahal.
Serangan Houthi itu juga menyebabkan kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas di Jalur Gaza bisa mengganggu stabilitas Timur Tengah secara lebih luas. Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengebom target-target Houthi di Yaman sebagai balasan atas serangan tersebut.
Wilayah perairan yang terkena dampak perintah terbaru Houthi itu membentang separuh hingga Selat Bab al-Mandab yang memiliki lebar 20 kilometer, muara sempit Laut Merah, yang dilalui sekitar 15 persen lalu lintas pelayaran dunia dalam perjalanan ke Yaman, atau dari Terusan Suez.
"(Kami) Siap membantu permintaan izin dan mengidentifikasi kapal-kapal milik Angkatan Laut Yaman, dan kami mengonfirmasi hal ini karena mengkhawatirkan keselamatan mereka," ucap Menteri Telekomunikasi Houthi, Misfer Al-Numair, dalam pernyataan yang disiarkan outlet berita utama Houthi, Al Masirah TV.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Laut Merah Terancam Tercemar gegara Houthi Tenggelamkan Kapal':
(nvc/ita)