Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, yang merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, menegaskan bahwa Ukraina merupakan bagian dari Rusia. Medvedev yang kini menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, juga mengesampingkan perundingan damai dengan kepemimpinan Ukraina saat ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (5/3/2024), penegasan itu disampaikan Medvedev dalam pidato terbarunya yang penuh permusuhan dengan Ukraina di wilayah Rusia bagian selatan pada Senin (4/3) waktu setempat.
Ditegaskan Medvedev dalam pidatonya bahwa Rusia akan melaksanakan apa yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" sampai pihak lain menyerah. Dia juga mengatakan bahwa apa yang dia sebut sebagai bagian bersejarah dari Rusia harus "kembali ke rumah".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Medvedev berpidato di depan peta Ukraina yang menunjukkan negara itu sebagai wilayah yang jauh lebih kecil dan terkurung daratan, terhimpit oleh Polandia, dengan Rusia memegang kendali penuh atas garis pantai timur, selatan dan sepanjang Laut Hitam.
"Salah satu mantan pemimpin Ukraina pernah mengatakan bahwa Ukraina bukanlah Rusia," katanya.
"Konsep itu harus dihilangkan selamanya. Ukraina tentu saja adalah Rusia," tegas Medvedev dalam pidatonya, yang disambut tepuk tangan para hadirin.
Dalam pidatonya, Medvedev juga mengesampingkan perundingan perdamaian dengan kepemimpinan Ukraina saat ini, yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky. Perang terus berlangsung di wilayah Ukraina sejak Rusia melancarkan invasi tahun 2022 lalu.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Momen Saling Adu Rudal Rusia-Ukraina':
Dia mengatakan bahwa setiap pemerintahan Ukraina di masa depan yang menginginkan perundingan, perlu mengakui apa yang disebutnya sebagai "kenyataan baru di lapangan".
Medvedev juga mengomentari soal hubungan negara-negara Timur dan Barat, di mana dia menyebut hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) saat ini lebih buruk dibandingkan ketika krisis rudal Kuba tahun 1962 silam.
Medvedev sebelumnya menuduh pasukan khusus dan penasihat militer AS telah mengobarkan perang melawan Rusia.