Awal pekan ini, pemerintah Seoul meminta kepolisian untuk menyelidiki orang-orang yang terlibat dalam aksi mogok massal tersebut. Kepolisian Seoul mengonfirmasi pihaknya telah melakukan penggerebekan terhadap kantor Asosiasi Medis Korea (KMA) pada Jumat (1/3) waktu setempat.
Kementerian Kesehatan Korsel juga memuat pada situs resminya soal perintah kembali bekerja untuk 13 dokter trainee, dengan mencantumkan nomor izin dan sebagian nama mereka tanpa disensor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin memberi tahu Anda bahwa menolak mematuhi perintah untuk kembali bekerja tanpa alasan yang bisa dibenarkan, dapat mengakibatkan tindakan disipliner dan tuntutan pidana," demikian bunyi perintah tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih atas keputusan bijak dari para dokter trainee yang telah kembali ke sisi para pasien," ucap Menteri Kesehatan Korsel Cho Kyoo Hong dalam pernyataan terpisah.
Pemerintah Korsel berupaya untuk menerima 2.000 mahasiswa kedokteran tambahan setiap tahunnya, mulai tahun depan, untuk mengatasi apa yang disebutnya sebagai salah satu rasio dokter-per-populasi terendah di antara negara-negara maju.
Para dokter di negara itu beramai-ramai menyuarakan penolakan keras terhadap rencana pemerintah, dengan alasan bahwa langkah semacam itu akan mengikis kualitas layanan dan pendidikan kedokteran.
Namun para pendukung rencana pemerintah menyebut para dokter sebenarnya khawatir jika rencana pemerintah itu bisa mengikis gaji dan status sosial mereka. Jajak pendapat di Korsel menunjukkan 75 persen masyarakat mendukung rencana pemerintah tersebut.
(nvc/ita)