Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk keras dan menyampaikan kemarahan mendalam atas pembunuhan setidaknya 112 warga Palestina selama pengiriman bantuan di Jalur Gaza utara.
"Kemarahan mendalam atas gambar-gambar yang datang dari Gaza di mana warga sipil menjadi sasaran tentara Israel," tulis Macron di platform media sosial X, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (1/3/2024).
"Saya menyampaikan kecaman paling keras atas penembakan ini dan menyerukan kebenaran, keadilan, dan penghormatan terhadap hukum internasional," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan "penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap warga sipil yang mencoba mengakses makanan tersebut tidak dapat dibenarkan".
"Peristiwa tragis ini terjadi ketika jumlah warga sipil Palestina yang semakin meningkat dan tak tertahankan menderita kelaparan dan penyakit," imbuh kementerian seraya mengatakan Israel harus mematuhi hukum internasional dan melindungi pengiriman bantuan kepada warga sipil.
Setidaknya 112 warga sipil Palestina dilaporkan tewas setelah tentara Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang berupaya mendapatkan bantuan di Gaza utara, pada Kamis (29/02).
Dilansir BBC, Jumat (1/3/2024), militer Israel mengakui bahwa pasukannya memang menembaki beberapa orang yang mereka anggap sebagai ancaman.
Dalam insiden tersebut, sejumlah saksi mata menyaksikan kerumunan warga sipil berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk yang telah melewati pos pemeriksaan militer Israel di Kota Gaza.
Simak Video 'Cerita Saksi Mata saat Israel Serang Warga Gaza yang Menunggu Bantuan':
Namun, sesaat kemudian, militer Israel melepaskan tembakan. Truk-truk pembawa bantuan sontak berusaha untuk bergerak maju dan, menurut seorang saksi Palestina kepada BBC, sebagian korban tewas tertabrak truk-truk tersebut.
Sebanyak 760 lainnya luka-luka dalam insiden itu, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, dalam sebuah pernyataan pada Kamis (29/02) sore.
Rekaman udara yang dirilis oleh militer Israel menunjukkan ribuan orang berada di dalam dan di sekitar truk. Adapun video setelah kejadian yang diunggah ke media sosial menunjukkan beberapa korban tewas digotong ke dalam kereta keledai serta truk bantuan yang sudah kosong.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyalahkan Israel atas insiden yang mereka sebut sebagai "pembantaian".