2 Tahun Perang Rusia-Ukraina, G7 Janjikan Sanksi Baru ke Moskow

2 Tahun Perang Rusia-Ukraina, G7 Janjikan Sanksi Baru ke Moskow

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 25 Feb 2024 13:26 WIB
A Ukrainian flag is seen on the position of Ukrainian forces in the village of Pervomayske near the eastern Ukrainian city of Donetsk on October 24, 2014. Ukraine wraps up campaigning on October 24 for a weekend vote that will dramatically reshape parliament after a year of upheavals, as the deadly conflict with pro-Russian rebels drags on into its seventh month. AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV
Bendera Ukraina (Foto: AFP PHOTO/ GENYA SAVILOV)
Jakarta -

Negara-negara G7 menjanjikan dukungan untuk Ukraina dan sanksi baru terhadap Rusia. Komitmen itu disampaikan usai pertemuan virtual pada peringatan tahun kedua perang Rusia dan Ukraina.

Dilansir AFP, Minggu (25/2/2024), dalam pernyataan setelah pertemuan tersebut, yang juga dihadiri oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, para pemimpin berjanji untuk 'menaikkan biaya' perang Rusia terhadap Ukraina.

Para pemimpin G7 tidak membuat pernyataan publik apa pun mengenai bantuan militer lebih lanjut ke Ukraina, namun mendesak 'persetujuan dukungan tambahan untuk menutup sisa kesenjangan anggaran Ukraina pada tahun 2024'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan terus menaikkan biaya perang Rusia, menurunkan sumber pendapatan Rusia dan menghambat upaya Rusia membangun mesin perangnya," kata kelompok yang beranggotakan Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, dan Kanada itu.

G7 juga meminta Iran untuk berhenti membantu militer Rusia dan menyatakan keprihatinannya mengenai transfer komponen senjata, peralatan militer, dan bahan-bahan penggunaan ganda yang dilakukan oleh bisnis Tiongkok ke Moskow.

ADVERTISEMENT

Terakhir, para pemimpin G7 menuntut Rusia "mengklarifikasi sepenuhnya keadaan" seputar kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny. Diketahui, Navalny, kritikus paling terkemuka terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, meninggal di penjara Arktik pekan lalu.

Setelah kebuntuan selama seminggu, jenazahnya akhirnya diserahkan kepada ibunya pada hari Sabtu, menurut timnya.

"Anda tahu betul semua yang kita perlukan untuk menjaga langit kita tetap terlindungi, untuk memperkuat militer kita di darat, dan Anda tahu semua yang kita perlukan untuk mempertahankan dan melanjutkan kesuksesan kita di laut," katanya.

"Dan Anda tahu betul bahwa kami memerlukan semua ini pada waktunya, dan kami mengandalkan Anda."

Pertemuan tersebut diselenggarakan dari Kyiv oleh Giorgia Meloni, Perdana Menteri Italia, yang memegang jabatan presiden bergilir G7. Itu adalah pertemuan pertama G7 di bawah kepresidenan Italia.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen juga berada di Kyiv pada hari Sabtu untuk menghadiri peringatan tersebut dan menghadiri sesi tersebut secara langsung.

Meloni awalnya terbang ke Polandia, yang berbatasan dengan Ukraina, lalu naik kereta ke Kyiv. Meloni menjelaskan alasannya pergi ke Kyiv dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia Il Giornale yang diterbitkan hari Sabtu.

"Italia, Eropa dan Barat harus terus mendukung Kyiv karena membela Ukraina berarti...mencegah perang, melindungi kepentingan nasional kita dan mencegah tatanan internasional berdasarkan aturan agar tidak runtuh," katanya.

"Kami percaya pada masa depan Ukraina di Eropa," katanya, mengacu pada upaya keras Kyiv untuk bergabung dengan Uni Eropa.

Simak Video 'Dewan Keamanan PBB Peringati 2 Tahun Sejak Agresi Rusia ke Ukraina':

[Gambas:Video 20detik]



(yld/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads