China Ogah Komentari Kematian Alexei Navalny: Urusan Dalam Negeri Rusia

China Ogah Komentari Kematian Alexei Navalny: Urusan Dalam Negeri Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 17 Feb 2024 18:24 WIB
Russian opposition leader Alexei Navalny, centre, gestures via a video link provided by the Russian Federal Penitentiary Service, standing next to his layer and speaking with Penitentiary Service officers during a court session, in Pokrov, Vladimir region, about 100 kilometers (62 miles) east of Moscow, Russia, Tuesday, March 22, 2022.  Navalny has been convicted of fraud and contempt of court and sentenced to nine years in a maximum security prison. A judge also ruled Tuesday that Navalny would have to pay a fine of 1.2 million rubles (about $11,500).  (AP Photo/Alexander Zemlianichenko)
Alexei Navalny saat menghadiri persidangan kasusnya tahun 2022 lalu (dok. AP/Alexander Zemlianichenko)
Beijing -

Pemerintah China enggan untuk mengomentari kematian tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, yang dikenal sebagai pengkritik paling vokal Presiden Vladimir Putin. Beijing beralasan menyebut kematian Navalny sebagai "urusan dalam negeri Rusia".

"Ini urusan dalam negeri Rusia. Saya tidak akan berkomentar," demikian jawaban Kantor Kementerian Luar Negeri China saat merespons pertanyaan AFP soal kematian Navalny, seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024).

Navalny yang berusia 47 tahun dan dikenal sebagai pengkritik Kremlin itu sedang menjalani masa hukuman 19 tahun penjara di sebuah lembaga pemasyarakatan di kawasan Arktik, ketika otoritas Rusia mengumumkan kematiannya ke publik pada Jumat (16/2) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga Pemasyarakatan Federal Distrik Otonomi Yamalo-Nenets mengatakan dalam pernyataannya bahwa Navalny merasa tidak enak badan setelah berjalan-jalan di area kompleks penjara IK-3 di Kharp, yang berjarak 1.900 kilometer sebelah timur laut Moskow.

Disebutkan bahwa Navalny kehilangan kesadaran dan meninggal dunia tak lama kemudian. Ditambahkan juga oleh otoritas lembaga pemasyarakatan itu bahwa upaya resusitasi telah dilakukan terhadap Navalny, namun berujung kegagalan.

ADVERTISEMENT

"Dokter darurat menyatakan tahanan itu meninggal. Penyebab kematiannya sedang selidiki," papar keterangan resmi pengelola penjara itu merujuk pada Navalny, seperti dikutip BBC dalam laporannya.

Navalny meninggal setelah tiga tahun ditahan di penjara Rusia dan usai memulihkan diri dari serangan racun yang nyaris merenggut nyawanya beberapa tahun lalu, yang menurut Navalny pada saat itu, didalangi oleh Kremlin.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Putin Desak Rakyat Rusia untuk Punya Banyak Anak

[Gambas:Video 20detik]




China dan Rusia merupakan sekutu setia dan telah memperkuat hubungan mereka, bahkan ketika negara-negara Barat mengabaikan Moskow atas invasi militernya ke Ukraina sejak tahun 2022 lalu.

Pemimpin kedua juga menjalin hubungan pribadi yang erat, dengan Presiden China Xi Jinping menyebut Putin sebagai "teman baiknya".

Para pembangkang Rusia dan sejumlah pemimpin negara Barat menyalahkan Putin dan pemerintahannya atas kematian Navalny, yang terjadi setelah berbulan-bulan kesehatannya memburuk dalam kondisi penahanan yang keras.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads