Inggris Panggil Diplomat Rusia terkait Kematian Alexei Navalny

Inggris Panggil Diplomat Rusia terkait Kematian Alexei Navalny

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 17 Feb 2024 10:35 WIB
FILE - In this file photo taken on Saturday, Feb. 29, 2020, Russian opposition activist Alexei Navalny takes part in a march in memory of opposition leader Boris Nemtsov in Moscow, Russia. The German hospital treating Russian dissident Alexei Navalny says tests indicate that he was poisoned. The CharitΓ© hospital said in a statement Monday, Aug. 24, 2020 that the team of doctors who have been examining Navalny since he was admitted Saturday have found the presence of β€œcholinesterase inhibitors” in his system. Cholinesterase inhibitors are a broad range of substances that are found in several drugs, but also pesticides and nerve agents. (AP Photo/Pavel Golovkin, File)
Alexei Navalny dalam foto tahun 2020 (dok. AP Photo/Pavel Golovkin)
London -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris David Cameron menegaskan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk "bertanggung jawab" atas kematian pengkritik Kremlin, Alexei Navalny. Otoritas London pun memanggil diplomat Rusia di wilayahnya untuk meminta pertanggungjawaban Moskow atas kematian tokoh oposisi tersebut.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (17/2/2024), Cameron dalam pernyataan via media sosial X mengatakan bahwa Putin "harus bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi" menyusul kematian Navalny pada Jumat (16/2) waktu setempat.

"Rusia di bawah kepemimpinan Putin telah merekayasa tuduhan terhadapnya (Navalny-red), meracuninya, dan mengirimkannya ke koloni hukuman Arktik dan sekarang dia meninggal secara tragis," tulis Cameron dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak seorang pun boleh meragukan sifat mengerikan dari rezimnya (Putin-red)," imbuhnya.

Kementerian Luar Negeri Inggris memanggil diplomat Rusia dari Kedutaan Besarnya di London pada Jumat (16/2) malam "untuk memperjelas bahwa kami menuntut otoritas Rusia bertanggung jawab penuh" atas kematian Navalny.

ADVERTISEMENT

"Alexei Navalny mengabdikan hidupnya untuk mengungkap korupsi dalam sistem Rusia, menyerukan politik bebas dan terbuka, meminta pertanggungjawaban Kremlin," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris dalam pernyataannya.

Para pejabat Rusia mengatakan bahwa Navalny (47) meninggal pada Jumat (16/2) waktu setempat di penjara Arktik, sekitar sebulan sebelum pemilu yang akan memperpanjang kekuasaan Putin digelar.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Putin Desak Rakyat Rusia untuk Punya Banyak Anak

[Gambas:Video 20detik]



Navalny, yang dianggap sebagai pengkritik paling keras terhadap Putin, tengah menjalani hukuman penjara 19 tahun. Vonis terhadapnya dinilai bermotif politik.

Navalny dipindahkan ke sebuah pulau khusus yang dibangun sebagai penjara pada tahun 2023. Penjara di distrik Yamalo-Nenets, Lingkar Arktik, itu diyakini sebagai salah satu penjara terberat di Rusia.

Menurut laporan media terkemuka Inggris, BBC, pengelola penjara itu mengatakan bahwa Navalny "merasa tidak enak badan" setelah sempat berjalan-jalan pada Jumat (16/2) waktu setempat. "Navalny hampir segera kehilangan kesadaran," ujar pimpinan penjara itu dalam sebuah pernyataan.

Menurut pernyataan tersebut, tim medis darurat segera dipanggil dan telah berusaha menyadarkan Navalny. Namun mereka diklaim tidak berhasil.

"Dokter darurat menyatakan tahanan itu meninggal. Penyebab kematiannya sedang selidiki," papar keterangan resmi itu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads