.webp)
Militer Israel merilis sebuah video yang diklaim menunjukkan pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, bersama anggota keluarganya kabur dari terowongan bawah tanah di daerah kantong Palestina tersebut. Video itu disebut direkam pada 10 Oktober tahun lalu, atau tiga hari usai perang dimulai di Jalur Gaza.
"Selama operasi unit khusus... sebuah video ditemukan di sebuah terowongan dari kamera keamanan yang dipasang di sana," ucap juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (14/2/2024).
"Rekaman video itu menunjukkan pemimpin Hamas dan pembunuh massal, Yahya Sinwar, melarikan diri bersama anak-anaknya dan salah satu istrinya," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beginilah cara dia melarikan diri bersama keluarganya dari terowongan bawah tanah ke kompleks aman yang telah dia bangun sebelumnya," klaim Hagari dalam pernyataannya.
Video yang dirilis Tel Aviv pada Selasa (13/2) waktu setempat disebut sebagai gambar pertama Sinwar yang muncul ke publik sejak perang berkecamuk.
Rekaman video berwarna hitam-putih itu menunjukkan seorang pria muda memimpin seorang wanita, tiga anak, dan seorang pria lainnya, yang menurut militer Israel adalah Sinwar, dari satu ujung terowongan ke ujung lainnya.
"Video Sinwar ini adalah hasil perburuan kami. Perburuan ini tidak akan berhenti sampai kita berhasil menangkapnya hidup atau mati," tegas Hagari.
AFP tidak bisa memverifikasi secara independen keaslian video tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Hagari, dalam pernyataannya, menyebut video itu direkam pada 10 Oktober tahun lalu, atau tiga hari setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel yang kemudian memicu perang di Jalur Gaza.
Otoritas Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut.
Sebagai respons, Israel berjanji untuk memusnahkan Hamas dan melancarkan operasi militer di Jalur Gaza yang memicu kehancuran juga banyak kematian. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 28.473 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.
Israel menuding Sinwar sebagai dalang utama serangan 7 Oktober lalu.
