Rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang membahas terkait perang di Ukraina berlangsung panas. Penyebabnya karena Amerika Serikat (AS) dan Rusia saling melempar tudingan.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (7/2/2024), Washington menuding Moskow telah menembakkan setidaknya sembilan rudal yang dipasok Korea Utara (Korut) ke wilayah Ukraina. Sedangkan Rusia melabeli AS sebagai "kaki tangan langsung" dalam insiden jatuhnya pesawat angkut militer Moskow bulan lalu.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia dan Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood saling melontarkan tudingan tersebut dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB membahas Ukraina yang digelar pada Selasa (6/2) waktu setempat. Rapat itu diusulkan oleh Moskow.
"Sampai saat ini, Rusia telah meluncurkan rudal-rudal balistik yang dipasok DPRK terhadap wilayah Ukraina setidaknya sembilan kali," sebut Wood dalam rapat Dewan Keamanan PBB yang dihadirinya 15 negara anggotanya. Dia menggunakan nama resmi Korut yakni Republik Demokratik Rakyat Korea.
Rusia telah menginvasi Ukraina, negara tetangganya, selama dua tahun terakhir. Invasi itu semakin memperburuk hubungan antara Moskow dan Washington yang sudah sejak lama memburuk akibat berbagai konflik.
"Rusia dan DPRK harus bertanggung jawab atas tindakan mereka, yang melemahkan kewajiban jangka panjang berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB," tegas Wood dalam pernyataannya.
Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tudingan Washington. Namun tahun lalu, kedua negara berjanji untuk saling memperdalam hubungan militer.
Rusia telah meningkatkan hubungan dengan Korut dan negara-negara lainnya yang memusuhi AS, seperti Iran, sejak dimulainya perang dengan Ukraina -- hubungan ini memicu kekhawatiran Barat.
Sebuah pesawat angkut militer Il-76 milik Angkatan Udara Rusia jatuh pada 24 Januari lalu di wilayah Rusia yang terletak dekat Ukraina. Moskow menyebut seluruh penumpang pesawat itu, totalnya 74 orang, tewas.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Saksikan juga 'Saat AS Soroti Kekerasan Pemukim Israel: Mengancam Palestina Merdeka':
(fas/isa)