Persoalan hukum yang menjerat mantan Perdana Menteri (PM) Thailand, Thaksin Shinawatra, tampaknya belum usai. Yang terbaru, Thaksin didakwa atas tuduhan lese-majeste terkait komentar yang disampaikannya hampir satu dekade lalu saat dia berada di Korea Selatan (Korsel).
Namun demikian, seperti dilansir AFP, Selasa (6/2/2024), belum diketahui jelas apakah kasus terbaru yang menjerat Thaksin ini akan disidangkan di pengadilan.
Thailand memiliki undang-undang (UU) anti-penghinaan kerajaan yang paling ketat di dunia, yang melindungi Raja Maha Vajiralongkorn dan keluarga dekatnya. UU lese-majeste pada dasarnya mengatur soal pelanggaran atau pencemaran nama baik terhadap Raja Thailand atau anggota keluarga kerajaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap dakwaan terkait lese-majeste memiliki ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Thaksin yang juga dikenal sebagai miliarder kontroversial ini sudah dua kali menjabat PM Thailand, namun digulingkan dalam kudeta militer tahun 2006 silam. Dia kembali dari pengasingan di luar negeri pada Agustus tahun lalu dan langsung dipenjara atas tuduhan korupsi juga penyalahgunaan kekuasaan semasa menjabat.
Tokoh politik berusia 74 tahun yang masih berpengaruh di Thailand itu kemudian dipindahkan ke sebuah rumah sakit polisi dan telah menjalani setidaknya dua kali operasi.
Juru bicara kantor Jaksa Agung Thailand, Prayuth Pecharakun, mengatakan kepada wartawan setempat bahwa pihak kepolisian mengajukan dakwaan lese-majeste terhadap Thaksin pada akhir bulan lalu, terkait komentar yang disampaikannya di Seoul, Korsel, tahun 2015 atau nyaris satu dekade lalu.
Namun, menurut Prayuth, jaksa penuntut akan menunggu kepolisian menyelesaikan penyelidikannya sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan kasus yang menjerat Thaksin ini ke pengadilan.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ditambahkan Prayuth bahwa Thaksin telah membantah tuduhan tersebut, dan telah menulis surat kepada Jaksa Agung untuk meminta perlakuan yang adil.
Kepulangan Thaksin ke Thailand pada pertengahan tahun lalu bertepatan dengan kembalinya Partai Pheu Thai ke kekuasaan dalam kesepakatan kontroversial dengan partai-partai pendukung militer.
Pemilihan waktu itu sempat memicu rumor soal adanya kesepakatan rahasia yang menguntungkan Thaksin. Spekulasi itu semakin meningkat ketika Raja Vajiralongkorn mengurangi masa hukuman Thaksin dari delapan tahun penjara menjadi hanya satu tahun penjara.
Sosok Thaksin dicintai oleh jutaan warga pedesaan di Thailand karena kebijakan populisnya pada awal tahun 2000-an silam. Namun dia dicerca oleh kelompok pendukung kerajaan dan pro-militer di negara tersebut, yang selama dua dekade terakhir berupaya menjauhkan Thaksin dan sekutunya dari kekuasaannya.