Moskow Kritik Kasar ke Presiden Yoon Suk Yeol, Korsel Panggil Dubes Rusia

Moskow Kritik Kasar ke Presiden Yoon Suk Yeol, Korsel Panggil Dubes Rusia

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 05 Feb 2024 11:20 WIB
South Korean President Yoon Suk Yeol presides over the central integrated defence meeting in Seoul, South Korea, January 31, 2024. Yonhap via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights
Presiden Korsel Yoon Suk Yeol (dok Yonhap via REUTERS/File Photo Acquire Licensing Rights)
Seoul -

Korea Selatan (Korsel) memanggil Duta Besar Rusia Georgy Zinoviev untuk menyampaikan protes keras atas kritikan yang dilontarkan Moskow terhadap Presiden Yoon Suk Yeol terkait komentar soal Korea Utara (Korut). Otoritas Seoul merasa keberatan dengan kritikan Moskow yang dianggap menggunakan kata-kata kasar.

Seperti dilansir Reuters, Senin (5/2/2024), Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Korsel untuk urusan politik, Chung Byung Won, memanggil Zinoviev pada Sabtu (3/2) waktu setempat untuk memprotes kritikan Rusia yang dinilai hanya akan berdampak negatif bagi hubungan kedua negara.

"Wakil Menteri Chung mengatakan sangat disesalkan bahwa Rusia mengabaikan kebenaran dan tanpa syarat melindungi Korea Utara, sembari mengkritik pernyataan pemimpin kami dengan bahasa yang sangat kasar, dan menekankan bahwa hal ini hanya akan memperburuk hubungan Korea Rusia," sebut Kementerian Luar Negeri Korsel dalam pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Rusia Vladimir Putin memperdalam hubungan dengan Korut, rival Korsel, sejak menginvasi Ukraina tahun 2022 lalu. Korsel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS), mengecam apa yang mereka sebut sebagai pengiriman rudal Pyongyang yang signifikan ke Moskow untuk membantu upaya perang di Kyiv.

Presiden Yoon dalam rapat dengan jajaran pejabat pertahanan dan keamanan pada Rabu (31/1) lalu mengkritik kesepakatan perdagangan senjata antara Korut dan Rusia, yang dinilainya mengabaikan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

ADVERTISEMENT

"Rezim Korea Utara mengalami kesulitan semata-mata demi mempertahankan rezim totaliter yang diwarisinya, sementara secara terang-terangan mengabaikan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB dengan berdagang senjata dengan Rusia," sebut Presiden Yoon dalam komentarnya.

Keesokan harinya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menyebut komentar Presiden Yoon "sangat bias".

Simak juga Video 'Ibu Negara Korsel Dicecar Warganya Gegara Terima Hadiah Tas Dior':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Zakharova mengatakan kepada wartawan bahwa komentar itu "tampak sangat menjijikkan", mengingat meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

"Terutama karena kebijakan kurang ajar Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, termasuk Korea (Selatan) dan Jepang," sebutnya.

Terlepas dari protes yang disampaikan Korsel untuk Rusia, Chung melakukan pertemuan dengan Wamenlu Rusia Andrei Rudenko yang berkunjung ke Seoul pekan lalu. Dalam pertemuan itu, menurut Kementerian Luar Negeri Korsel, Chung menyatakan sikap tegas Seoul atas kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel juga menyebut Chung dan Rudenko turut membahas sejumlah isu lainnya, termasuk perang Rusia di Ukraina.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa "pertukaran pandangan" telah dilakukan selama pertemuan Rudenko dengan Chung dan pejabat Korsel lainnya di Seoul.

"Pihak Rusia menyatakan keprihatinan serius mengenai peningkatan tajam dalam ketegangan di subregion tersebut," sebut Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya.

"Dinyatakan dengan jelas bahwa sumber utamanya adalah kebijakan provokatif Washington yang tidak bertanggung jawab, yang, demi tujuan geopolitik, mencoba untuk mendorong sekutu-sekutu regional untuk melaksanakan rencana agresif mereka, yang penuh dengan konsekuensi yang tidak bisa diprediksi, termasuk di bidang militer," tegas pernyataan tersebut.

Halaman 2 dari 2
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads