Amerika Serikat (AS) menjatuhkan rentetan sanksi terbaru untuk para pejabat Garda Revolusi Iran. Penjatuhan sanksi itu bertepatan dengan serangan udara yang dilancarkan militer Washington terhadap target-target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah.
Rentetan serangan itu merupakan merespons atas serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu. Washington menganggap kelompok milisi pro-Iran yang ada di Irak dan Suriah sebagai dalang di balik serangan mematikan tersebut.
Departemen Keuangan AS, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024), mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap enam pejabat pada komando siber-elektronik Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) terkait aktivitas mereka menargetkan infrastruktur penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pemberitahuan terpisah, Departemen Keuangan AS menyatakan pihaknya juga menjatuhkan sanksi terhadap jaringan pemasok yang menyediakan "bahan dan teknologi sensitif untuk program rudal balistik dan kendaraan udara tak berawak (UAV) Iran".
Dalam langkah ketiga, para jaksa AS mengumumkan mereka telah menyita dana sebesar US$ 108 juta yang digunakan dalam skema pencucian uang terkait minyak untuk mendanai Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran.
Militer AS melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat.
Presiden Joe Biden, saat berbicara usai serangan dilancarkan, memperingatkan bahwa respons AS akan "terus berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih".
Iran telah menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan serangan di Yordania, dengan Presiden Ebrahim Raisi sebelumnya berjanji akan "merespons dengan tegas" setiap serangan terhadap wilayah dan kepentingannya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.