Garda Revolusi Iran Tarik Perwira-perwira Senior dari Suriah, Ada Apa?

Garda Revolusi Iran Tarik Perwira-perwira Senior dari Suriah, Ada Apa?

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 02 Feb 2024 15:42 WIB
FILE PHOTO: Members of the Iranian revolutionary guard march during a parade to commemorate the anniversary of the Iran-Iraq war (1980-88), in Tehran September 22, 2011. REUTERS/Stringer/File Photo Acquire Licensing Rights
Personel Garda Revolusi Iran saat mengikut parade militer di Teheran (dok. REUTERS/Stringer/File Photo Acquire Licensing Rights)
Damaskus -

Garda Revolusi Iran menarik perwira-perwira senior mereka dari penempatan di wilayah Suriah beberapa waktu terakhir. Penarikan itu dilakukan setelah rentetan serangan Israel menewaskan beberapa anggota Garda Revolusi Iran yang ditempatkan di Suriah.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (2/2/2024), lima sumber yang dikutip Reuters menyebutkan bahwa penarikan perwira-perwira senior itu berarti Garda Revolusi Iran kini akan lebih mengendalikan milisi Syiah sekutu-sekutu mereka untuk mempertahankan keberadaan mereka di wilayah Suriah.

Garda Revolusi Iran mengalami salah satu masa yang paling menyakitkan di Suriah sejak mereka mengerahkan pasukan di sana sekitar satu dekade lalu, untuk membantu rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang yang tak kunjung berakhir di negara tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Desember tahun lalu, rentetan serangan Israel yang semakin meningkat terhadap wilayah Suriah telah menewaskan lebih dari setengah lusin anggota Garda Revolusi Iran. Salah satu yang tewas merupakan jenderal intelijen utama Garda Revolusi Iran.

Ketika kelompok-kelompok garis keras di Teheran menyerukan pembalasan, menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, keputusan Iran menarik pulang para perwira seniornya dari Suriah sebagian besar didorong oleh keengganan negara Syiah itu terlibat langsung dalam konflik yang sedang berkobar di Timur Tengah.

ADVERTISEMENT

Meskipun sumber-sumber itu mengatakan Iran tidak memiliki niat untuk keluar dari wilayah Suriah, keputusan Garda Revolusi itu menggarisbawahi bagaimana konsekuensi perang, yang dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, berkembang di kawasan.

Iran yang merupakan pendukung Hamas, berusaha tidak terlibat dalam perang tersebut. Meskipun Teheran mendukung kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik itu, mulai dari Lebanon, Yaman, Irak, dan Suriah -- yang disebut sebagai "Poros Perlawanan" yang memusuhi kepentingan Israel dan Amerika Serikat (AS).

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: AS: Kami Tak Ingin Perang dengan Iran

[Gambas:Video 20detik]




Salah satu sumber yang dikutip Reuters, seorang pejabat senior keamanan regional yang mendapat pengarahan oleh Teheran, mengatakan bahwa para komandan senior Iran telah meninggalkan Suriah bersama dengan puluhan perwira menengah. Situasi itu digambarkan sebagai pengurangan personel di wilayah Suriah.

Sumber itu tidak menyebut berapa banyak personel Garda Revolusi Iran yang tersisa di Suirah. Reuters tidak bisa menentukan secara independen jumlah tersebut.

Belum ada komentar resmi dari Garda Revolusi Iran terkait laporan ini. Kementerian Informasi Suriah juga belum memberikan tanggapannya.

Garda Revolusi Iran Kelola Operasi Militer di Suriah dari Jarak Jauh

Iran mengirimkan ribuan personel militernya ke Suriah selama perang berkecamuk di negara tersebut. Kedatangan pasukan Iran itu atas undangan Presiden Assad, dengan tujuan merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah yang dikuasai kelompok pemberontak dalam konflik yang pecah tahun 2011 lalu.

Meskipun para personel itu mencakup anggota Garda Revolusi Iran yang secara resmi berperan sebagai penasihat militer, namun sebagian besar yang dikirim adalah milisi Syiah dari berbagai wilayah Iran.

Bertahun-tahun setelah Assad dan sekutu-sekutunya menguasai kembali sebagian besar wilayah Suriah, kelompok-kelompok yang didukung Iran masih beroperasi di wilayah yang luas.

Tiga sumber mengungkapkan bahwa Garda Revolusi Iran kini akan mengelola operasi Suriah dari jarak jauh, dengan bantuan sekutunya, Hizbullah, kelompok militan asal Lebanon. Belum ada respons Hizbullah soal laporan ini.

Seorang sumber lainnya, yang merupakan pejabat regional yang dekat dengan Iran, mengatakan bahwa para personel yang masih ada di Suriah telah meninggalkan kantor mereka dan kini tidak terlihat keberadaannya.

"Iran tidak akan meninggalkan Suriah, namun mereka mengurangi kehadiran dan pergerakan mereka secara maksimal," sebut sumber tersebut.

Sumber-sumber itu juga mengatakan bahwa perubahan yang terjadi ini tidak berdampak pada operasional di Suriah. Perampingan ini, menurut sumber tersebut, akan "membantu Teheran menghindari keterlibatan dalam perang Israel-Gaza".

Israel semakin meningkatkan serangan udara terhadap wilayah Suriah sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza, dengan menargetkan kehadiran militer Iran di negara tetangganya tersebut. Kebanyakan serangan Israel menargetkan posisi Garda Revolusi Iran dan Hizbullah di Suriah.

Namun Tel Aviv jarang berkomentar soal serangan-serangannya di Suriah, dan belum mengklaim tanggung jawab atas rentetan serangan terbaru di sana.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads