Junta Myanmar Kesulitan Pertahankan Kekuasaan, Terancam Bubar?

Junta Myanmar Kesulitan Pertahankan Kekuasaan, Terancam Bubar?

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 30 Jan 2024 18:07 WIB
Sabtu (27/3) lalu, merupakan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar. Parade besar-besaran digelar. Namun, dibalik itu semua 114 nyawa melayang di hari yang sama.
Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing (dok. AP Photo/Associated Press)
Naypyitaw -

Tiga tahun setelah berkuasa melalui kudeta militer, junta Myanmar kini kesulitan mempertahankan kekuasaannya. Kekalahan memalukan beberapa bulan terakhir dalam pertempuran melawan pemberontak bersenjata membuat pemimpin junta, Min Aung Hlaing, dihujani banyak kritikan dari para tokoh pro-militer.

Seperti dilansir The Guardian, Selasa (30/1/2024), saat ini diperkirakan dua pertiga wilayah Myanmar dilanda konflik. Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah senjata disita dari pos-pos militer yang dikuasai pemberontak bersenjata di utara negara tersebut.

Gambar-gambar juga menunjukkan momen tentara-tentara Myanmar, yang kelelahan, menyerahkan diri secara massal. Bahkan ada gambar yang menunjukkan sebuah jet militer jatuh dari langit setelah ditembak jatuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Junta Myanmar telah kehilangan kendali atas wilayah penting di bagian utara, tepatnya di sepanjang perbatasan dengan China, dan di bagian barat atau dekat perbatasan India. Di wilayah lainnya, di mana kemajuan oleh kelompok antikudeta berjalan lebih lambat, pasukan militer Myanmar masih terjebak pertempuran sengit.

Mereka bahkan tidak mampu menghentikan gerakan perlawanan yang gigih. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sekitar dua pertiga wilayah Myanmar saat ini masih dilanda konflik.

ADVERTISEMENT

Di media sosial, para komentator pro-militer menyuarakan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan junta Myanmar.

Awal bulan ini, seorang biksu ultranasionalis bernama Pauk Sayardaw menyerukan agar Min Aung Hlaing mengundurkan diri saat dia berbicara dalam aksi protes di Pyin Oo Lwin, kota di wilayah Mandalay yang memiliki kehadiran militer dalam jumlah besar dan menjadi lokasi akademi Akademi Dinas Pertahanan yang elite.

China Frustrasi dengan Junta Myanmar, Berniat Beri Hukuman

Myanmar dilanda konflik berkepanjangan sejak tahun 2021, ketika militer merebut kekuasaan melalui kudeta dan melengserkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang dipilih oleh rakyat. Kudeta itu memicu kemarahan publik dan unjuk rasa besar-besaran digelar di berbagai wilayah yang menyerukan kembalinya demokrasi.

Simak juga Video 'Jokowi-PM Timor Leste Sepakat Dorong 5 Poin Konsensus Myanmar di KTT ASEAN':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Ketika junta mengambil tindakan tegas sarat kekerasan untuk membubarkan unjuk rasa, masyarakat beralih mengangkat senjata untuk melawan mereka.

Saat ini, ada banyak kelompok berbeda yang berperang melawan junta Myanmar. Salah satunya kelompok sipil pro-demokrasi yang dikenal sebagai pasukan pertahanan rakyat atau PDF. Banyak dari kelompok itu yang bersekutu dengan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang dibentuk untuk menentang junta.

Situasi perlawanan di Myanmar bergeser pada 27 Oktober tahun lalu, setelah diluncurkannya operasi oleh beberapa kelompok etnis bersenjata yang berpengalaman, yang menyebut diri sebagai Aliansi Persaudaraan.

Operasi yang dikoordinasikan dengan kelompok antikudeta itu bertujuan merebut wilayah-wilayah di sebelah utara Myanmar dari pasukan junta.

Keberhasilan operasi Aliansi Persaudaraan dalam memicu serangan baru di wilayah-wilayah lainnya di Myanmar, memberikan dorongan moral yang besar bagi perlawanan pro-demokrasi. Kemajuan di area-area lainnya lebih lambat, namun diharapkan ada efek domino yang memberikan pukulan telak terhadap junta.

Peneliti senior Yun Sun, yang merupakan direktur Program Asia Timur di Stimson Center, menyebut China telah memberikan persetujuan diam-diam untuk operasi Aliansi Persaudaraan. Langkah itu dipicu oleh rasa frustrasi Beijing atas kegagalan junta Myanmar dalam menekan skema penipuan yang menargetkan warga China.

"China bermaksud untuk menghukum junta," sebut Sun, sembari menambahkan bahwa Beijing juga memperjelas kepada kelompok-kelompok di Myanmar bahwa pihaknya menginginkan kembalinya stabilitas.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads