Memanas! Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pasukan Israel akan "segera beraksi" di dekat perbatasan utara negara itu dengan Lebanon. Hal ini disampaikannya seiring meningkatnya ketegangan di tengah perang Israel-Hamas di Gaza.
Gallant mengatakan kepada pasukan di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, bahwa pasukan lainnya sedang dikerahkan ke utara Israel.
"Mereka akan segera beraksi...sehingga kekuatan di utara diperkuat," kata Gallant, seperti dilansir AFP, Selasa (30/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan yang dekat dengan Anda... tengah meninggalkan medan perang dan bergerak ke arah utara, dan bersiap menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pasukan cadangan akan dikerahkan secara bertahap "untuk mempersiapkan dan bersiap" untuk operasi di masa depan.
Sejak pecahnya perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober, hampir setiap hari terjadi baku tembak di perbatasan Lebanon-Israel antara tentara Israel dan para milisi Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran, sekutu Hamas.
Hizbullah pada hari Senin mengaku bertanggung jawab atas setidaknya 12 serangan terhadap posisi tentara Israel di dekat perbatasan, menggunakan rudal Falaq-1 dan Burkan buatan Iran.
Lihat juga Video: Warga Palestina Berduka atas Kematian Dua Pemuda, Takbir Iringi Pemakaman
Pada hari Senin, militer Israel mengatakan mereka melakukan serangan udara terhadap target-target Hizbullah di Lebanon.
"Targetnya termasuk infrastruktur Hizbullah dan pos pengamatan yang terletak di wilayah Markaba, Taybeh, dan Maroun al-Ras di Lebanon selatan," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.
Militer Israel juga mengkonfirmasi bahwa beberapa proyektil telah diluncurkan dari Lebanon, dan mengatakan pasukan "merespons dengan menargetkan lokasi peluncuran dan lokasi lain di Lebanon".
Awal bulan ini, panglima militer Israel Herzi Halevi mengatakan bahwa kemungkinan akan terjadinya perang di perbatasan utara kini menjadi "jauh lebih besar".
"Saya tidak tahu kapan perang di utara terjadi. Saya dapat memberitahu Anda bahwa kemungkinan terjadinya perang dalam beberapa bulan mendatang jauh lebih besar dibandingkan di masa lalu," kata Halevi.
Menurut penghitungan AFP, lebih dari 200 orang, sebagian besar dari mereka anggota Hizbullah, telah tewas di Lebanon selatan akibat gempuran Israel sejak 7 Oktober.
Di sisi perbatasan Israel, sembilan tentara dan enam warga sipil tewas, menurut pejabat-pejabat Israel.