Pemerintah Iran membantah tuduhan Amerika Serikat dan Inggris bahwa mereka mendukung kelompok-kelompok militan yang melakukan serangan drone di Yordania, yang menewaskan tiga personel militer AS.
"Klaim ini dibuat dengan tujuan politik tertentu untuk membalikkan realitas di kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani seperti dikutip kantor berita resmi Iran, IRNA.
Sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir kantor berita AFP, Senin (29/1/2024), Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Minggu (28/1) waktu setempat, bahwa "kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak" berada di balik serangan drone di Yordania yang menewaskan 3 tentara AS.
Kanaani mengatakan pernyataan seperti itu mengancam "perdamaian dan stabilitas regional dan internasional".
Reaksi keras diberikan oleh sejumlah anggota parlemen Amerika Serikat (AS) terhadap kematian tiga tentara AS dan puluhan orang lainnya yang mengalami luka-luka dalam serangan drone di pangkalan Yordania.
Para anggota parlemen AS mendesak pemerintahan Biden untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap Iran.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (29/1/2024), kematian tiga tentara AS di Yordania itu menjadi yang pertama dialami militer Washington sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.