Pemerintah Australia dan Kanada telah menghentikan sementara pendanaan mereka ke badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA. Ini dilakukan setelah Israel menuduh beberapa pegawai UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pada hari Sabtu (27/1) bahwa dia "sangat prihatin" dengan tuduhan terhadap UNRWA.
"Kami sedang berbicara dengan mitra-mitra dan akan menghentikan sementara pencairan dana baru-baru ini," tulis Wong di platform media sosial X, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (27/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyambut baik tanggapan cepat UNRWA, termasuk mengakhiri kontrak dan meluncurkan penyelidikan, serta pengumuman baru-baru ini mengenai penyelidikan penuh terhadap tuduhan terhadap organisasi tersebut," tambahnya.
Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen pada hari Jumat (26/1) waktu setempat, juga mengumumkan bahwa Ottawa "untuk sementara menghentikan pendanaan tambahan untuk UNRWA selagi negara tersebut melakukan penyelidikan menyeluruh atas tuduhan ini".
"Kanada menanggapi laporan ini dengan sangat serius dan menjalin hubungan erat dengan UNRWA dan donor lainnya mengenai masalah ini," tulisnya di X.
"Jika tuduhan tersebut terbukti akurat, Kanada mengharapkan UNRWA segera mengambil tindakan terhadap mereka yang diduga terlibat dalam serangan Hamas," imbuhnya.
Langkah tersebut dilakukan setelah Amerika Serikat juga menghentikan pendanaannya untuk UNRWA pada hari Jumat (26/1) waktu setempat, dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut ditujukan terhadap 12 pegawai yang "mungkin terlibat" dalam serangan Hamas yang memicu perang di Gaza.
UNRWA mengatakan pada hari Jumat, bahwa pihaknya telah memecat beberapa pegawai yang dituduh Israel terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kepala badan PBB tersebut, Philippe Lazzarini, berjanji akan meminta pertanggungjawaban, termasuk melalui penuntutan pidana, pada setiap pegawai UNRWA yang ditemukan terlibat dalam serangan Hamas tersebut.
Sekjen PBB Antonio Guterres juga telah berjanji untuk melakukan "kajian independen yang mendesak dan komprehensif terhadap UNRWA".