Kian Mulus Jalan Trump Kembali Tantang Biden di Pilpres AS

Kian Mulus Jalan Trump Kembali Tantang Biden di Pilpres AS

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 24 Jan 2024 20:34 WIB
MANCHESTER, NEW HAMPSHIRE - JANUARY 20: Republican presidential candidate and former President Donald Trump speaks during a campaign rally at the SNHU Arena on January 20, 2024 in Manchester, New Hampshire. Trump is rallying four days before New Hampshire voters will weigh in on the Republican nominating race with their first-in-the-nation primary.   Alex Wong/Getty Images/AFP (Photo by ALEX WONG / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Foto: Donald Trump (Getty Images via AFP/ALEX WONG)
Jakarta -

Jalan Donald Trump menjadi capres resmi Partai Republik di Amerika Serikat (AS) kian mulus. Kemenangan Trump di pemilihan pendahuluan atau primary Partai Republik di negara bagian New Hampshire memperlancar langkahnya untuk menantang kembali Presiden Joe Biden di Pilpres AS.

Seperti dilansir AFP, Rabu (24/1/2024), proyeksi pemilihan pendahuluan yang digelar di New Hampshire pada Selasa (23/1) waktu setempat menunjukkan Trump unggul 11 persen suara atas Nikki Haley. Haley merupakan penantang Trump satu-satunya yang merupakan mantan Duta Besar AS untuk PBB.

Trump berhasil mengungguli Haley dalam pemilihan pendahuluan di New Hampshire untuk penentuan capres Partai Republik dalam pilpres November mendatang. Menurut proyeksi Associated Press dengan 91 persen suara telah dihitung, Trump meraup 54,6 persen dan Haley meraup 43,1 persen suara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suara dukungan yang diperoleh dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik ini akan dialokasikan menjadi jumlah delegate yang nantinya akan memilih kandidat capres dalam Konvensi Nasional Partai Republik. Ada 22 delegate Partai Republik yang diperebutkan di New Hampshire.

Secara total, ada 2.400 delegate yang diperebutkan oleh kandidat capres Partai Republik. Untuk bisa memenangkan pertarungan capres Partai Republik, seorang kandidat harus bisa mendapatkan total 1.215 delegate.

ADVERTISEMENT

Meskipun jumlah delegate yang diperebutkan tergolong sedikit dibandingkan negara-negara bagian yang lebih besar di AS, namun menurut CBS News, hasil pemilihan pendahuluan di New Hampshire akan mempengaruhi bentuk persaingan dalam pertarungan capres Partai Republik selanjutnya.

Kemenangan Trump di New Hampshire itu semakin mengokohkan posisinya sebagai kandidat capres resmi untuk Partai Republik. Pekan lalu, Trump meraih kemenangan telak dalam kaukus Partai Republik di Iowa.

Diketahui bahwa tidak pernah ada kandidat yang memenangkan pertarungan menjadi capres Partai Republik tanpa memenangkan kaukus dan primary di kedua negara bagian tersebut.

Simak Video 'Donald Trump Usir Warga yang Mengganggu Pidatonya saat Kampanye':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikutnya

Trump sebelumnya juga terlibat saling serang pernyataan dengan Haley. Itu bermula dari sindiran yang diutarakan Haley terkait usia dan kesehatan mental Trump.

Dilansir CNN, Minggu (21/1/2024), Haley menyindir kesehatan mental Trump gara-gara mantan Presiden AS itu menyebut namanya terkait kerusuhan di Capitol pada 6 Januari 2021. Menurut Haley, Trump bingung membedakan dirinya dengan mantan Ketua DPR Nancy Pelosi.

"Tadi malam, Trump menghadiri rapat umum dan dia terus-menerus menyebut saya beberapa kali tentang mengapa saya tidak menjaga keamanan selama kerusuhan Capitol. Mengapa saya tidak menangani 6 Januari dengan lebih baik. Saya bahkan tidak berada di DC pada tanggal 6 Januari. Saya tidak berada di kantor saat itu," kata Haley.

"Mereka bilang dia bingung. Bahwa dia sedang membicarakan hal lain. Bahwa dia sedang berbicara tentang Nancy Pelosi. Dia menyebut saya berkali-kali dalam skenario itu," tambah mantan gubernur Carolina Selatan itu.

Haley kemudian mempertanyakan kesehatan mental Trump. Dia mengatakan kepada para pemilih di Keene, New Hampshire, bahwa warga AS tak boleh memiliki pemimpin yang kondisi mentalnya dipertanyakan.

"Kekhawatiran saya adalah - saya tidak mengatakan sesuatu yang menghina, tapi ketika Anda menghadapi tekanan dari sebuah kepresidenan, kita tidak bisa memiliki orang lain yang kita pertanyakan apakah mereka sehat secara mental untuk melakukannya," ucapnya.

Sebagai informasi, komentar Haley itu muncul setelah Trump mengungkit kerusuhan 6 Januari 2021 dalam kampanye di New Hampshire. Dia menyebut-nyebut nama Haley.

"Ngomong-ngomong, mereka tidak pernah melaporkan kerumunan orang pada tanggal 6 Januari. Anda tahu, Nikki Haley, Nikki Haley, Nikki Haley, tahukah Anda bahwa mereka menghancurkan semua informasi, semua bukti, semuanya, dihapus dan dimusnahkan semuanya? Semua itu, karena banyak hal, seperti Nikki Haley yang bertanggung jawab atas keamanan, kami menawarkan 10.000 orang, tentara, garda nasional, apa pun yang mereka inginkan. Mereka menolaknya," ucap Trump pada Jumat lalu.

Penasihat senior kampanye Trump, Chris LaCivita, kemudian membuat postingan 'Nancy....Nikki....itu adalah perbedaan tanpa perbedaan' di akun X-nya usai kampanye Trump tersebut.

Kembali ke Haley, dia juga menyerang Trump terkait usia. Dia mempertanyakan apakah warga AS akan dihadapkan pada pilihan dua orang berusia 80-an tahun.

"Kami membutuhkan orang-orang yang berada di puncak permainan mereka," kata Haley dalam wawancara dengan Fox News.

"Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah situasi yang dialami Joe Biden, tetapi saya ingin mengatakan, apakah kita benar-benar akan memilih dua orang berusia delapan puluh tahun untuk mencalonkan diri sebagai presiden?" sambungnya.

Haley (52) telah berusaha menyoroti kesenjangan usianya dengan Trump (77) dan Presiden AS Joe Biden (81). Dia juga bersikeras menyerukan batasan masa jabatan dan tes kompetensi mental bagi politisi mana pun yang berusia 75 tahun.

Trump kemudian memberi balasan keras kepada Haley. Trump meminta para pendukungnya agar tidak berpuas diri dua hari menjelang pemilihan Republik di New Hampshire.

"Kita memerlukan margin yang besar karena kita harus menyampaikan pesan persatuan yang nyata," kata Trump pada rapat umum di Manchester, New Hamspire.

Trump bicara selama lebih dari 90 menit. Dalam pidatonya itu, Trump menyampaikan pesan dendam, mengeluh tentang kekalahan Pemilu tahun 2020, membela perusuh 6 Januari 2021, mendorong kembali Mahkamah Agung untuk menyatakan dia dan semua presiden kebal dari tuntutan, mengejek Presiden Joe Biden dan, dengan penuh semangat, mengecam Haley, mantan duta besarnya di PBB dan kandidat yang paling dekat dengannya dalam jajak pendapat utama di Negara Bagian Granite.

Sebelum Trump berbicara, tim kampanye Trump sudah menyiarkan pesannya di layar besar di atas panggung dengan slide bergilir yang menyerang Haley atas dugaan hubungannya dengan 'Demokrat, Wall Street & Globalis' dan posisinya dalam Jaminan Sosial dan isu-isu penting lainnya.

Trump juga terus melancarkan serangan ke Haley. Dia menuding Haley menggunakan uang radikal Demokrat untuk operasi kampanye.

"Nikki Haley menggunakan uang radikal Demokrat untuk menjalankan operasi kampanye Demokrat radikal yang dia jalankan!" kata Trump merujuk pada seruan saingannya kepada beberapa kelompok politik dan donor yang berhaluan tengah dan anti-Trump.
"Kandidat Partai Republik macam apa itu?" sambungnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads