Militer Israel kembali melancarkan bombardir besar-besaran terhadap Jalur Gaza. Sedikitnya 125 orang tewas akibat gempuran terbaru Israel yang dilancarkan saat perundingan untuk mengupayakan gencatan senjata sedang berlangsung di Kairo, Mesir.
Seperti dilansir AFP, Rabu (24/1/2024), saat pertempuran berkecamuk, badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) OCHA menyebut pasukan Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi terbaru untuk area Khan Younis yang menampung sekitar setengah juta penduduk dan pengungsi.
Perintah itu dikeluarkan ketika Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa warga Gaza sedang menghadapi "bencana rawan pangan". Sementara Sekjen PBB Antonio Guterres mengkritik Israel atas penolakannya terhadap solusi dua negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, menawarkan solusi dua negara sebagai satu-satunya solusi menuju perdamaian abadi.
Pertempuran paling sengit terjadi di Khan Younis, tempat kelahiran pemimpin Hamas di Gaza Yahya Sinwar yang dituduh sebagai dalang utama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang memicu perang.
Militer Israel mengatakan pasukannya telah "mengepung" area tersebut dan bahwa pasukannya mengintensifkan operasi "di wilayah kamp (pengungsi) Khan Younis".
Kementerian Kesehatan Gaza dalam laporannya menyebut rumah-rumah sakit di daerah kantong Palestina itu menerima 125 jenazah dalam semalam.
Hamas yang menguasai Jalur Gaza menyebut lebih dari 200 orang tewas, namun tidak menyebutkan jangka waktunya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Netanyahu Sedih 24 Tentara Israel Tewas di Gaza: Perang Ini Tidak Adil':
Hamas juga menuduh tentara Israel telah secara paksa memindahkan "puluhan ribu" orang dari Khan Younis ke area Rafah, Jalur Gaza bagian selatan yang berbatasan dengan Mesir.
Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan tiga pengungsi tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka setelah pasukan Israel menargetkan markas lembaga kemanusiaan itu di Jalur Gaza bagian selatan.
Perang di Jalur Gaza pecah setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut, dan sekitar 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.
Serangan itu membuat Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan gempuran tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran juga banyak kematian.
Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 25.490 orang, sekitar 70 persennya perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.