Ekuador yang pernah dianggap menjadi negara aman di kawasan Amerika Latin ini, terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun menjadi lokasi ekspansi kartel narkoba transnasional yang memanfaatkan pelabuhan di negara itu untuk mengirimkan narkoba ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Rentetan kekerasan marak baru-baru ini setelah kaburnya gembong narkoba terkemuka, Afolfo Macias alias Fito, dari penjara dengan keamanan ketat di Ekuador. Presiden Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan menyatakan negaranya dalam "perang" melawan geng narkoba dan kriminal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukannya semakin aman, situasi malah semakin memburuk saat keadaan darurat berlangsung di Ekuador. Kartel-kartel narkoba melancarkan rentetan serangan dan bahkan mengancam akan mengeksekusi mati warga sipil dan para personel keamanan, serta menyandera puluhan polisi dan sipir penjara.
Tercatat bahwa sekitar 20 kelompok kriminal aktif di negara dengan penduduk 17 juta jiwa tersebut. Keanggotaan geng-geng kriminal di Ekuador itu diperkirakan melebihi 20.000 orang.
(nvc/ita)