Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan kepada Amerika Serikat bahwa dia menentang pembentukan negara Palestina sebagai bagian dari skenario pascaperang di Gaza. Ini ini menggarisbawahi perpecahan di antara kedua sekutu tersebut di tengah perang di Gaza yang terus berlangsung.
Dalam konferensi pers yang disiarkan secara nasional pada hari Kamis (18/1) waktu setempat, Netanyahu berjanji untuk terus melanjutkan serangan di Gaza sampai Israel menyadari "kemenangan yang menentukan atas Hamas". Netanyahu juga mengatakan bahwa dirinya telah menyampaikan posisinya mengenai negara Palestina kepada para pejabat AS.
"Dalam pengaturan apa pun di masa depan... Israel memerlukan kendali keamanan atas seluruh wilayah di sebelah barat Sungai Yordan," kata Netanyahu. "Ini bertentangan dengan gagasan kedaulatan. Apa yang bisa Anda lakukan?" ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdana menteri harus mampu mengatakan tidak kepada teman-teman kita," imbuh pemimpin negeri Yahudi itu, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (19/1/2024).
Meskipun AS telah memveto resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata, AS juga meminta Israel untuk mengurangi intensitas perangnya di Gaza, dan mengatakan bahwa pembentukan negara Palestina harus menjadi bagian dari "hari setelahnya".
Menyusul komentar Netanyahu tersebut, Penasihat Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa tidak akan ada pendudukan kembali di Gaza setelah perang dan menekankan bahwa AS tetap berkomitmen pada solusi dua negara.
Simak Video 'Menlu AS Bahas Situasi Gaza di Forum Ekonomi Dunia: Menyayat Hati':
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller juga mengatakan Israel kini mempunyai peluang untuk terlibat dalam gagasan soal negara Palestina, karena negara-negara di kawasan siap memberikan jaminan keamanan.
"Tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka panjang [Israel] untuk memberikan keamanan abadi dan tidak ada cara untuk menyelesaikan tantangan jangka pendek dalam membangun kembali Gaza dan membangun pemerintahan di Gaza serta memberikan keamanan bagi Gaza tanpa pembentukan negara Palestina," ujarnya pada konferensi pers pada hari Kamis.
Dia menambahkan bahwa meskipun terdapat perbedaan pendapat antara AS dan Israel, "dukungan kami terhadap Israel tetap kuat."