Serangan Amerika Serikat (AS) ke kelompok pemberontak Houthi yang menguasai sejumlah wilayah di Yaman kian gencar. AS diketahui meluncurkan sejumlah jet tempurnya.
Kali ini, sedikitnya ada empat rudal antikapal yang hendak diluncurkan Houthi dari wilayah Yaman berhasil dihancurkan oleh jet-jet tempur AS tersebut.
Dilansir Al Arabiya, Rabu (17/1/2024), Komando Pusat AS atau CENTCOM melaporkan bahwa jet-jet tempur AS melancarkan lebih banyak serangan terhadap Houthi pada Selasa (16/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan serangan itu dilancarkan kurang dari sepekan setelah Washington dan sekutunya, Inggris, melancarkan gempuran pertama dalam beberapa tahun terakhir terhadap target-target Houthi di wilayah Yaman.
Houthi, pada Senin (15/1) waktu setempat, menargetkan dan menyerang kapal kontainer yang dimiliki dan dioperasikan oleh AS.
Sebagai respons, pasukan militer AS menyerang dan menghancurkan empat rudal balistik antikapal milik Houthi.
Disebutkan sejumlah pejabat pertahanan AS bahwa rudal-rudal itu sedang dipersiapkan untuk diluncurkan dari area-area yang dikuasai Houthi di Yaman. Rudal-rudal tersebut, menurut pejabat-pejabat pertahanan AS itu, menjadi ancaman bagi kapal-kapal Angkatan laut AS.
"Rudal-rudal ini dipersiapkan untuk diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dan memberikan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS di kawasan tersebut," tutur seorang pejabat pertahanan AS yang enggan disebut namanya.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah di Yaman, mengklaim serangan-serangan mereka terhadap kapal-kapal komersial bertujuan untuk mendukung Palestina dalam perang melawan Israel di Jalur Gaza.
Houthi, yang didukung Iran, bahkan berjanji untuk semakin memperluas target serangan di perairan Laut Merah dengan menyertakan kapal-kapal AS. Houthi juga menegaskan akan terus melancarkan serangan di Laut Merah setelah gempuran militer AS dan Inggris terhadap kemampuan radar dan rudal mereka pekan lalu.
Pekan ini, rentetan serangan dilaporkan menargetkan kapal-kapal di Laut Merah. Salah satunya kapal jenis bulk carrier berbendera Malta dan dimiliki oleh Yunani, yang pada awal pekan ini dihantam rudal saat berlayar ke bagian utara Laut Merah atau sekitar 76 mil laut sebelah barat laut pelabuhan Saleef di Yaman.
Simak halaman selanjutnya
Lihat juga Video: Houthi Kembali Menyerang Kapal Kargo di Laut Merah
Akan Kembali Tetapkan Houthi sebagai Kelompok Teror
Selain itu, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, pekan ini, akan kembali menetapkan kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman sebagai kelompok teror. Penetapan ini dilakukan setelah pemerintahan Biden mencoret Houthi dari daftar kelompok teror sekitar tiga tahun lalu.
Seperti dilansir Al Arabiya dan CNN, Rabu (17/1/2024), sejumlah pejabat AS melakukan lobi untuk mencegah penetapan itu, karena mengkhawatirkan kemajuan yang dicapai dalam upaya gencatan senjata di antara pihak-pihak yang berkonflik di Yaman akan gagal.
Pihak-pihak lainnya memperingatkan bahwa penetapan itu bisa mempersulit pengiriman bantuan ke beberapa wilayah Yaman, yang dinyatakan sedang mengalami salah satu bencana kemanusiaan paling buruk di dunia.
Pemerintahan Biden mengeluarkan Houthi dari daftar Teroris Global yang Ditetapkan Khusus (SDGT) dan mencoret kelompok itu dari daftar organisasi teroris asing (FTO) pada Februari 2021. Langkah itu membatalkan keputusan era pemerintahan Presiden Donald Trump yang memasukkan Houthi ke daftar kelompok teror pada minggu-minggu terakhir masa jabatannya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken pada saat itu mengatakan bahwa langkah tersebut didorong oleh kekhawatiran penetapan itu membahayakan kemampuan menyalurkan bantuan penting kepada rakyat Yaman. Blinken menyebut langkah mencabut penetapan itu menjadi "pengakuan atas situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman".
Langkah AS untuk kembali menetapkan Houthi sebagai kelompok teror itu diambil setelah militer Washington bersama sekutunya, Inggris, melancarkan rentetan serangan terhadap target-target Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1) pekan lalu.