Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menutup pintu rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Kim Jong Un menganggap Korsel sebagai musuh utama.
Hubungan Korut dan Korsel terus memanas sejak awal tahun 2024. Kim Jong Un sempat mengumpulkan para komandan utama Korut dan menyatakan militer harus 'memusnahkan' musuh jika terprovokasi.
Jika musuh memilih melakukan konfrontasi militer dan provokasi terhadap DPRK, tentara kita harus memberikan pukulan mematikan untuk memusnahkan mereka sepenuhnya dengan memobilisasi semua cara dan potensi terberat tanpa ragu-ragu," kata Kim seperti dilaporkan media pemerintah Korut, KCNA, seperti dilansir AFP.
Komentar Kim itu mencerminkan ancaman yang disampaikannya pada pertemuan partai akhir tahun 2023 mengenai serangan nuklir terhadap Seoul dan perintah untuk menambah persenjataan militer guna mempersiapkan perang yang menurutnya bisa 'pecah kapan saja'. Kim juga menuduh AS menimbulkan 'berbagai bentuk ancaman militer' terhadap Korut.
Dia meminta angkatan bersenjata Korut 'menekan seluruh wilayah Korsel dengan memobilisasi segala cara fisik, termasuk kekuatan nuklir' jika terjadi 'peristiwa besar'. Kim mengatakan Korut tidak akan lagi mengupayakan rekonsiliasi dan reunifikasi dengan Korsel dengan alasan 'krisis yang tidak dapat dikendalikan' yang menurutnya dipicu oleh Seoul dan Washington.
Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama
Kim Jong Un kemudian menyerukan agar konstitusi Korut diubah untuk memastikan Korsel dipandang sebagai 'musuh utama'. Dia mengingatkan negaranya tidak berniat menghindari perang jika hal itu terjadi.
Dilansir Reuters dan The Star, Selasa (16/1/2024), Kim menyampaikan pidato di hadapan parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi, pada Senin (15/1). Dalam pidatonya, Kim mengatakan dirinya telah menyimpulkan unifikasi dengan Korsel tidak lagi mungkin dilakukan.
Dia juga menuduh Seoul berupaya untuk menumbangkan pemerintahannya. Kim mengatakan konstitusi harus diamandemen untuk mendidik warga Korut bahwa Korsel adalah 'musuh utama' dan mendefinisikan wilayah Korut sebagai wilayah yang terpisah dari Korsel.
"Kita tidak menginginkan perang tetapi kita tidak punya niat untuk menghindarinya," kata Kim seperti dikutip KCNA.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(haf/haf)