Presiden baru Maladewa, Mohamed Muizzu, menetapkan batas waktu untuk India menarik semua pasukannya dari negara kepulauan kecil di Samudra Hindia tersebut. Apa alasan di balik seruan Maladewa agar pasukan India segera meninggalkan negara tersebut?
Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/1/2024), Muizzu mengumumkan batas waktu pada 15 Maret mendatang bagi India, negara tetangganya, untuk menarik semua pasukannya dari wilayah Maladewa.
Pengumuman itu disampaikan oleh Muizzu pada Minggu (14/1) waktu setempat, atau tidak lama setelah dia pulang dari kunjungan kenegaraan ke China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini belum ada tanggapan resmi India soal seruan Maladewa tersebut.
Menurut para pejabat di Male, ibu kota Maladewa, dan New Delhi, India, terdapat sekitar 77 tentara India yang selama ini ditempatkan di negara kepulauan yang terkenal dengan pantai dan resor liburan mewahnya itu. Ada juga sekitar 12 personel medis dari Angkatan Bersenjata India yang ditugaskan di wilayah Maladewa.
India sebelumnya mengatakan bahwa tentara-tentaranya itu memberikan bantuan kemanusiaan dan evakuasi medis bagi penduduk di pulau-pulau terpencil yang ada di Maladewa.
New Delhi juga memberikan dua helikopter dan sebuah pesawat Dornier kepada Maladewa. Pesawat dan helikopter itu sebagian besar digunakan untuk pengawasan laut, operasi pencarian dan penyelamatan, serta evakuasi medis. Tentara-tentara India mengendalikan operasi-operasi tersebut.
Helikopter dan awak pertama dari India mulai beroperasi di Maladewa tahun 2010 lalu, ketika negara itu dipimpin oleh Presiden Mohamed Nasheed -- dia telah mengundurkan diri tahun 2012.
Mengapa Maladewa Ingin Tentara India Keluar dari Wilayahnya?
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan juga 'Pesawat Antariksa Aditya-L1 Milik India Capai Orbit Matahari':
India secara tradisional memiliki hubungan yang kuat dengan Maladewa. Negara kepulauan itu bahkan bergantung pada New Delhi untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi 500.000 jiwa penduduknya, yang mencakup beras, sayuran, obat-obatan dan bantuan kemanusiaan.
Tahun 1998 silam, India mengirimkan pasukan militernya untuk membantu Presiden saat itu, Abdul Gayoom, melawan upaya kudeta. Pasukan militer India itu segera ditarik setelah peristiwa itu.
Namun, terlalu bergantungnya Maladewa pada India, dan pernyataan soal adanya campur tangan New Delhi dalam politik negara itu telah menimbulkan kekhawatiran di negara kepulauan tersebut.
Muizzu yang terpilih menjadi Presiden Maladewa pada November tahun lalu, melakukan kampanye bertajuk "India Out" yang berbeda dengan kebijakan pro-India yang dipegang para pendahulunya.
Dia juga menyebut pengaruh New Delhi sebagai ancaman terhadap kedaulatan Maladewa, dan berjanji mengusir pasukan India dari negara itu.
Setelah Muizzu bertemu dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi di sela-sela COP28 di Uni Emirat Arab pada Desember lalu, kedua negara meluncurkan negosiasi untuk meninjau kembali hubungan mereka, termasuk kehadiran pasukan India di Maladewa.
Terlepas dari itu, apakah ada keterlibatan China di balik keputusan Muizzu memerintahkan pengusiran pasukan India tersebut?
Diketahui bahwa Maladewa dan China meningkatkan hubungan menjadi kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif selama kunjungan kenegaraan Muizzu ke Beijing pekan lalu. Menurut data Bank Dunia, Maladewa memiliki utang kepada China sebesar US$ 1,37 miliar, atau sekitar 20 persen dari utang publiknya.