Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan negaranya tidak akan lagi mengupayakan rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Kim pun menyerukan penyusunan ulang konstitusi Korut untuk menghilangkan gagasan kenegaraan bersama antara dua Korea yang terpecah akibat perang itu.
Langkah bersejarah untuk membatalkan upaya unifikasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Media pemerintah Korut, KCNA, melaporkan, dalam pidatonya di sidang parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi pada Senin (15/1) waktu setempat, Kim menyalahkan Korea Selatan dan Amerika Serikat karena meningkatkan ketegangan di kawasan, dengan perluasan latihan militer gabungan mereka, pengerahan aset militer strategis AS, dan kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang. Kim menyebut tindakan tersebut telah mengubah Semenanjung Korea menjadi zona risiko perang yang berbahaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (16/1/2024):
- Trump Menangi Kaukus Capres Partai Republik di Iowa
Donald Trump memenangkan kaukus untuk calon presiden (capres) Partai Republik di negara bagian Iowa, Amerika Serikat (AS). Mantan presiden AS itu menyebut kemenangannya dalam kaukus di Iowa sebagai "pengalaman luar biasa".
Seperti dilaporkan Associated Press dan dilansir NPR, Selasa (16/1/2024), kemenangan Trump dalam kaukus Partai Republik di Iowa yang digelar pada Senin (15/1) waktu setempat ini diproyeksikan oleh Associated Press.
Hasil penghitungan kaukus di Iowa, menurut proyeksi Associated Press dengan 99 persen suara dihitung, menunjukkan Trump unggul dengan memperoleh 51 persen suara.
"Ini merupakan pengalaman yang luar biasa," ucap Trump dalam pernyataan pada Senin (15/1) malam waktu setempat.
- Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama, Ancam Perang!
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan agar konstitusi negara itu diubah untuk memastikan bahwa Korea Selatan (Korsel) dipandang sebagai "musuh utama". Dia pun mengingatkan bahwa negaranya tidak berniat menghindari perang jika hal itu terjadi.
Dilansir Reuters dan The Star, Selasa (16/1/2024), media pemerintah Korut, KCNA melaporkan, dalam pidatonya di parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi pada Senin (15/1) waktu setempat, Kim mengatakan ia telah menyimpulkan bahwa unifikasi (penyatuan) dengan Korsel tidak lagi mungkin dilakukan. Dia pun menuduh Seoul berupaya untuk menumbangkan pemerintahannya.
Kim mengatakan konstitusi harus diamandemen untuk mendidik warga Korea Utara bahwa Korea Selatan adalah "musuh utama" dan mendefinisikan wilayah Korea Utara sebagai wilayah yang terpisah dari Korea Selatan.
- Geger Polisi Malaysia Perkosa dan Rampok Mahasiswi Asing
Malaysia digegerkan oleh kasus pemerkosaan seorang mahasiswi yang melibatkan dua personel kepolisian di negara tersebut. Dua polisi yang terlibat kasus pemerkosaan itu telah ditangkap dan perintah penahanannya diperpanjang pada awal pekan ini.
Simak Video 'Memanas, Jepang Gandeng AS-Korsel Hadapi Ancaman Rudal Korut':
Seperti dilansir The Star, Selasa (16/1/2024), tidak hanya diduga melakukan pemerkosaan, kedua polisi Malaysia itu juga dituduh melakukan perampokan terhadap korban dan seorang laki-laki yang merupakan teman korban.
Kepala Kepolisian Selangor, Komisioner Datuk Hussein Omar Khan, mengatakan bahwa perintah penahanan awal terhadap kedua tersangka berakhir pada Selasa (16/1) waktu setempat, namun penyelidikan atas kasus tersebut belum selesai.
"Saat penyelidikan sedang berlangsung, kami akan mengajukan permohonan perpanjangan penahanan terhadap kedua tersangka," ucap Hussein.
- Panas! Garda Revolusi Iran Serang 'Markas Spionase' Mossad di Irak
Garda Revolusi Iran mengklaim pasukannya telah menyerang 'markas spionase' Israel di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak. Serangan Teheran dengan menggunakan rudal balistik itu dilaporkan menewaskan empat warga sipil dan melukai sejumlah orang lainnya.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (16/1/2024), Garda Revolusi Iran menyebut pusat spionase yang digempur rudal itu digunakan oleh badan intelijen Israel, Mossad, dalam operasinya.
"Untuk merespons kekejaman rezim Zionis baru-baru ini, yang menyebabkan terbunuhnya komandan Garda (Revolusi Iran) dan Poros Perlawanan... salah satu markas utama spionase Mossad di wilayah Kurdistan Irak dihancurkan dengan rudal balistik," klaim Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.
"Rudal balistik digunakan untuk menghancurkan pusat spionase dan pertemuan kelompok-kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut malam ini," imbuh pernyataan yang dirilis pada Senin (15/1) tengah malam waktu setempat.
- Memanas! Kim Jong Un Umumkan Bye-bye Rekonsiliasi dengan Korsel
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengumumkan negaranya tidak akan lagi mengupayakan rekonsiliasi dengan Korea Selatan (Korsel). Kim pun menyerukan penyusunan ulang konstitusi Korut untuk menghilangkan gagasan kenegaraan bersama antara dua Korea yang terpecah akibat perang itu.
Langkah bersejarah untuk membatalkan upaya unifikasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Media pemerintah Korut, KCNA, melaporkan, dalam pidatonya di sidang parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi pada Senin (15/1) waktu setempat, Kim menyalahkan Korea Selatan dan Amerika Serikat karena meningkatkan ketegangan di kawasan, dengan perluasan latihan militer gabungan mereka, pengerahan aset militer strategis AS, dan kerja sama keamanan trilateral dengan Jepang. Kim menyebut tindakan tersebut telah mengubah Semenanjung Korea menjadi zona risiko perang yang berbahaya.
Dilansir Associated Press, Selasa (16/1/2024), Kim mengatakan bahwa mustahil bagi Korea Utara untuk melakukan rekonsiliasi dan reunifikasi secara damai dengan Korea Selatan, yang digambarkannya sebagai "antek kelas atas" dari kekuatan luar yang terobsesi dengan manuver konfrontatif.