Garda Revolusi Iran mengungkapkan alasan di balik serangan rudal yang dilancarkan terhadap target yang disebutnya sebagai "markas spionase" badan intelijen Israel, Mossad, di wilayah Kurdistan Irak. Serangan itu disebut sebagai respons atas kekejaman Israel yang menewaskan komandan Garda Revolusi Iran di Suriah.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/1/2024), Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya pada Senin (15/1) malam mengklaim bahwa "markas spionase" Mossad di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak telah dihancurkan dalam serangan rudal balistik.
Dalam pernyataannya, Garda Revolusi Iran juga mengungkapkan alasan di balik serangan rudal tersebut, yakni untuk membalas kematian seorang komandan seniornya akibat serangan Israel di wilayah Suriah pada Desember lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk merespons kekejaman rezim Zionis baru-baru ini, yang menyebabkan terbunuhnya komandan Garda (Revolusi Iran) dan Poros Perlawanan... salah satu markas utama spionase Mossad di wilayah Kurdistan Irak dihancurkan dengan rudal balistik," klaim Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.
"Rudal balistik digunakan untuk menghancurkan pusat spionase dan pertemuan kelompok-kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut malam ini," imbuh pernyataan tersebut.
Iran sebelumnya bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan tiga anggota Garda Revolusi Iran di Suriah pada Desember tahun lalu. Salah satu yang tewas merupakan seorang komandan senior Garda Revolusi Iran yang pernah menjadi penasihat militer di sana.
Pada akhir tahun lalu, Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengakui bahwa salah satu komandan seniornya, Brigadir Jenderal Seyed Razi Mousavi, tewas akibat "serangan rudal" Israel di wilayah Damaskus, Suriah. Sosok Mousavi disebut sebagai "penasihat senior IRGC di Suriah".
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Iran Minta AS-Inggris Setop Gempur Yaman: Perang Bukan Solusi!':
Garda Revolusi Iran, dalam pernyataannya, menegaskan pembalasan akan berlanjut dengan serangan-serangan terhadap target Israel akan terus dilakukan.
"Kami memastikan bangsa kami bahwa operasi ofensif Garda Revolusi (Iran) akan terus berlanjut sampai titik darah terakhir para martir terbalaskan," tegas Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya.
Serangan Rudal Iran Tewaskan 4 Orang di Kurdistan Irak
Laporan tiga sumber keamanan Irak menyebut rentetan suara ledakan terdengar di area berjarak sekitar 40 kilometer sebelah timur laut Erbil di wilayah Kurdistan. Area tersebut juga diketahui terletak dekat Konsulat AS dan sejumlah permukiman sipil.
Menurut dua pejabat AS yang enggan disebut namanya saat berbicara kepada Reuters, tidak ada fasilitas AS yang terdampak serangan rudal tersebut.
Reaksi keras diberikan oleh Perdana Menteri Kurdi Irak, Masrour Barzani, atas serangan itu. Dalam pernyataan yang dirilis kantornya, Barzani mengecam serangan di wilayah Erbil itu sebagai "kejahatan terhadap rakyat Kurdi".
Sementara dewan keamanan pemerintah Kurdistan menyebut sedikitnya empat warga sipil tewas dan enam orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan di Erbil tersebut.
Laporan sejumlah sumber keamanan dan medis Irak menyebut seorang pengusaha multi-jutawan Kurdi bernama Peshraw Dizayee dan beberapa anggota keluarganya termasuk di antara korban tewas. Salah satu rudal yang ditembakkan Iran dilaporkan menghantam rumah Dizayee.
Dizayee yang dekat dengan klan Barzani yang berkuasa, memiliki bisnis terkemuka dalam sektor real-estate di Kurdistan.
Satu rudal lainnya dilaporkan menghantam rumah seorang pejabat senior intelijen Kurdi dan satu rudal menghantam pusat intelijen Kurdi.
Selain menyerang wilayah Kurdistan Irak, Garda Revolusi Iran juga menyatakan pasukannya "menembakkan sejumlah rudal balistik di Suriah dan menghancurkan para pelaku operasi teroris" di wilayah Iran, termasuk Islamic State (ISIS).
Awal bulan ini, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan bom yang menewaskan nyaris 100 orang di kota Kerman, Iran bagian tenggara.