Militer Israel dalam pernyataan via situs resminya menyebut seluruh divisi pasukannya telah menyelesaikan penarikan dari Jalur Gaza pada Senin (15/1) waktu setempat, setelah "menyingkirkan ratusan teroris" dan menghancurkan terowongan berkilo-kilometer di bagian tengah dan utara daerah kantong Palestina itu.
Israel diketahui mengerahkan empat divisi pasukan yang beroperasi di dalam Jalur Gaza sebelum penarikan pasukan diumumkan, meskipun tidak diketahui secara jelas seberapa banyak tentara yang ditarik mundur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menhan Israel Tegaskan Gaza Akan Diperintah Palestina Pascaperang
Gallant dalam pernyataannya juga menegaskan bahwa Jalur Gaza akan diperintah oleh Palestina setelah perang melawan Hamas berakhir nantinya. Dia menyebut pemerintahan masa depan di Jalur Gaza harus berasal dari daerah kantong Palestina itu sendiri.
"Orang-orang Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu, orang-orang Palestina akan memerintahnya di masa depan. Pemerintahan Gaza di masa depan harus tumbuh dari Jalur Gaza," tegasnya dalam konferensi pers pada Senin (15/1) waktu setempat.
"Pada akhir perang tidak akan ada ancaman militer dari Gaza. Hamas tidak akan bisa memerintah dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza," cetusnya.
Gallant juga menyebut bahwa pemerintahan masa depan akan menjadi "alternatif sipil" sembari bersikeras menyatakan pasukan militer Israel akan memiliki "kebebasan beroperasi" dengan tujuan melindungi warganya.
(nvc/ita)