Nauru Putus Hubungan dengan Taiwan, Beralih ke China

Nauru Putus Hubungan dengan Taiwan, Beralih ke China

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 15 Jan 2024 14:19 WIB
A woman looks on after the preliminary results of the presidential and parliamentary elections, in New Taipei City, Taiwan, January 13, 2024. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins Acquire Licensing Rights
Momen warga Taiwan menanti hasil pilpres pada Sabtu (13/1) waktu setempat (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins Acquire Licensing Rights)
Yaren -

Republik Nauru, negara kepulauan kecil di Pasifik, menyatakan akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan akan mengakui China. Langkah itu menjadikan Nauru sebagai sekutu diplomatik pertama Taipei yang mengalihkan aliansinya ke Beijing setelah pemilihan presiden (pilpres) digelar.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (15/1/2024), pemerintah Nauru mengatakan bahwa "demi kepentingan terbaik" negara dan rakyatnya, pihaknya mengupayakan dimulainya kembali hubungan diplomatik dengan China secara penuh.

"Ini berarti Republik Nauru tidak lagi mengakui Republik China (Taiwan) sebagai negara terpisah, melainkan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari wilayah China, dan akan memutuskan 'hubungan diplomatik' dengan Taiwan mulai hari ini dan tidak lagi mengembangkan hubungan resmi atau interaksi resmi apapun dengan Taiwan," demikian pernyataan resmi pemerintah Nauru pada Senin (15/1) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Luar Negeri Taiwan belum memberikan tanggapan dan menyatakan akan menggelar konferensi pers dalam waktu dekat.

China bersikeras mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya dan menegaskan Taipei tidak memiliki hak untuk menjalin hubungan antar negara -- posisi itu ditolak mentah-mentah oleh Taiwan.

ADVERTISEMENT

Para pejabat keamanan Taiwan mengatakan kepada Reuters, sebelum pilpres digelar pada Sabtu (13/1) waktu setempat, bahwa China kemungkinan akan terus mengurangi jumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Taipei.

Simak juga Video 'Ekonomi China Sedang Tidak Baik-baik Saja':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokratik (DPP), yang berkuasa di Taiwan, memenangkan pilpres pada 13 Januari seperti prediksi. Lai akan mulai menjabat sebagai Presiden Taiwan pada 20 Mei mendatang, menggantikan Tsai Ing-wen yang mengakhiri masa jabatannya.

Sebelum pilpres Taiwan digelar, China menyebut Lai sebagai sosok separatis yang berbahaya.

Sementara itu, dengan Nauru memutuskan hubungan diplomatik, Taiwan saat ini hanya memiliki 12 sekutu diplomatik, termasuk Guatemala, Paraguay, Eswatini, Palau dan Kepulauan Marshal.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads