Pada Kamis (11/1) waktu setempat, Otoritas Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan pihaknya menerima laporan yang menyebut sebuah kapal yang berada di perairan berjarak sekitar 50 mil laut sebelah timur pantai Oman tiba-tiba dinaiki oleh 4-5 orang bersenjata.
Para penyusup bersenjata itu dilaporkan mengenakan seragam serba hitam ala militer dan penutup wajah juga berwarna hitam
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Insiden itu terjadi di perairan dekat dengan Selat Hormuz, antara Oman dan Iran. Kapal itu disebut membawa 19 awak, yang terdiri atas 18 warga negara Filipina dan satu warga negara Yunani.
Disebutkan juga bahwa kapal itu sedang disewa oleh kilang minyak Turki Tupras saat insiden ini terjadi. Menurut keterangan Empire Navigation kepada Reuters, kapal tanker itu membawa muatan 145.000 metrik ton minyak di pelabuhan Basra di Irak dan berlayar menuju ke Aliaga di Turki bagian barat melalui Terusan Suez.
UKMTO menyebut kepala petugas keamanan melaporkan kapal tanker itu mengalihkan rute pelayaran menuju perairan teritorial Iran dan komunikasi dengan kapal tanker itu terputus.
Sementara laporan perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, secara terpisah menyebut sistem pelacakan AIS pada kapal tanker itu dimatikan saat kapal berlayar menuju ke arah pelabuhan Bandar-e-Jask yang ada di Iran.
Pemerintah AS dalam pernyataannya, mengecam aksi penyitaan yang dilakukan Iran terhadap kapal tanker itu. "Tidak ada pembenaran apa pun untuk menyitanya, tidak ada alasan apa pun. Mereka harus membebaskan kapal itu," ucap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby.
(nvc/ita)