Fito yang berusia 44 tahun ini diyakini telah melarikan diri beberapa jam sebelum polisi tiba di penjara tersebut untuk melakukan inspeksi. Juru bicara kepresidenan Ekuador, Roberto Izurieta, menyebut Fito tampaknya sudah mendapatkan informasi lebih dini soal inspeksi kepolisian itu.
"Kekuatan penuh negara ini dikerahkan untuk menemukan individu yang sangat berbahaya ini," tegas Izurieta saat berbicara kepada televisi lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menyebut sistem penjara di Ekuador telah gagal dan mengeluhkan "level infiltrasi" yang dilakukan kelompok-kelompok kriminal.
Kantor jaksa Ekuador, dalam pernyataan terpisah, mengumumkan pihaknya telah memulai penyelidikan atas insiden itu dan mengajukan dakwaan terhadap dua sipir penjara yang "diduga terlibat dalam kaburnya" sang gembong narkoba.
Izurieta menyebut Fito yang belajar hukum di dalam penjara, merupakan "penjahat dengan karakteristik yang sangat berbahaya, yang aktivitasnya memiliki karakteristik terorisme".
"Pencarian terus berlanjut... Dia akan ditemukan, dia hari ditemukan," tegasnya.
Kaburnya gembong narkoba itu dari penjara sempat memicu kerusuhan di penjara-penjara yang tersebar di enam provinsi di negara tersebut. Para sipir penjara disandera di beberapa lembaga pemasyarakatan yang dilanda kerusuhan. Namun dilaporkan tidak ada korban luka dalam kerusuhan itu.
(nvc/ita)