Indria mengaku rumahnya hanya mengalami kerusakan ringan pada dinding, tetapi memilih tinggal di pengungsian bersama dengan keluarga lainnya yang seluruhnya adalah orang Jepang, termasuk dua anak, ibu mertua, dan saudara mendiang suaminya.
Kepada wartawan Sri Lestari di Jepang yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Indria mengatakan belum memastikan kapan akan kembali tinggal di rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Bambang Irawan, pekerja Indonesia yang tinggal di Kota Wajima terpaksa mengungsi di sebuah SMP setelah gempa terjadi pada Senin (01/01) lalu hingga Jumat (05/01).
Apartemen yang ditinggalinya bersama enam rekannya lantainya miring dan dindingnya retak di lantai dua, sementara di lantai satu temboknya sudah jembol karena guncangan gempa.
Saat gempa terjadi ada lima WNI di apartemen tersebut, sementara dua lainnya tengah berada di Kanazawa untuk liburan tahun baru.
Tak lama setelah gempa kedua, ia dan rekannya menuju ke sekolah terdekat yang ditetapkan pemerintah Jepang sebagai lokasi pengungsian. Pada malam pertama, mereka harus melewati malam yang dingin karena keterbatasan fasilitas di lokasi pengungsian.
"Waktu hari pertama cuma dapat tiga selimut untuk lima orang, hari kedua nekat ke apato (apartemen) ambil selimut walaupun masih ada gempa susulan," jelas Bambang kepada wartawan Sri Lestari di Jepang.
(aik/aik)