Menang Pemilu, Hasina Kembali Pimpin Bangladesh untuk Periode Kelima

Menang Pemilu, Hasina Kembali Pimpin Bangladesh untuk Periode Kelima

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 08 Jan 2024 16:56 WIB
Bangladeshs Prime Minister Sheikh Hasina casts her vote at a polling station in Dhaka on January 7, 2024. Bangladesh began voting on January 7, in an election guaranteed to give a fifth term in office to Prime Minister Sheikh Hasina, after a boycott led by an opposition party she branded a
PM Bangladesh Sheikh Hasina saat menggunakan suaranya dalam pemilu 7 Januari (dok. AFP)
Dhaka -

Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina memenangkan masa jabatannya yang kelima, empat periode di antaranya berlangsung secara berturut-turut. Ini terjadi setelah Partai Liga Awami yang dipimpinnya meraup tiga perempat kursi parlemen dalam pemilu terbaru pada Minggu (7/1) waktu setempat. Pemilu Bangladesh itu diboikot oleh oposisi karena dianggap "palsu".

"Liga Awami telah memenangkan pemilu," kata sekretaris gabungan Komisi Pemilihan Umum Bangladesh, Moniruzzaman Talukder, dalam pengumumannya sehari setelah pemungutan suara digelar, seperti dilansir AFP, Senin (8/1/2024).

Laporan awal menunjukkan jumlah pemilih yang menggunakan hak suaranya tergolong rendah, yakni hanya sekitar 40 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Talukder mengatakan bahwa partai yang dipimpin PM Hasina telah memenangkan 224 kursi. Namun menurut para analis, dukungan dari anggota parlemen lainnya termasuk dari partai-partai sekutu berarti kendali sebenarnya yang dimiliki Hasina atas parlemen lebih tinggi dari itu.

"Ini adalah parlemen satu partai," sebut analis Ali Riaz dari Illinois State University saat berbicara kepada AFP.

ADVERTISEMENT

"Hanya sekutu-sekutu Liga Awami yang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi," imbuhnya.

PM Hasina telah memimpin pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat di Bangladesh yang pernah dilanda kemiskinan parah. Namun pemerintahannya dituduh melakukan serentetan pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela dan tindakan keras terhadap oposisi.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Partai Liga Awami hampir tidak menghadapi saingan yang efektif dalam perolehan kursi yang diperebutkan dalam pemilu. Namun partai tersebut menghindari mengajukan kandidat di beberapa daerah pemilihan, sebagai upaya nyata untuk menghindari badan legislatif negara itu dicap sebagai lembaga satu partai.

Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), yang merupakan partai oposisi, menyerukan aksi boikot massal dan, bersama puluhan partai lainnya, menolak untuk berpartisipasi dalam apa yang disebut sebagai "pemilihan palsu". Jajaran BNP diwarnai penangkapan massal menjelang pemilu.

Hasina yang berusia 76 tahun menyerukan masyarakat untuk menunjukkan kepercayaan pada proses demokrasi. Dia menyebut BNP sebagai "organisasi teroris" setelah dia memberikan suaranya dalam pemilu pada Minggu (7/1) waktu setempat.

Ketua BNP Tarique Rahman, berbicara dari Inggris tempatnya mengasingkan diri, menyebut hasil pemilu sebagai "aib bagi aspirasi demokrasi Bangladesh".

Politik di negara berpenduduk 170 juta jiwa ini telah sejak lama didominasi oleh persaingan antara Hasina, putri dari pendiri Bangladesh, dan Khaleda Zia, seorang istri mantan penguasa militer yang pernah dua kali menjabat PM.

Hasina selalu memenangkan pemilu sejak kembali berkuasa tahun 2009 silam, dengan dua pemilu setelah itu diwarnai banyak keganjilan dan tuduhan kecurangan.

Zia yang kini berusia 78 tahun dihukum atas gratifikasi tahun 2018 lalu, dan kini dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang memburuk. Rahman yang memimpin partai oposisi adalah anak laki-laki Zia.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads