Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, memperingatkan bahwa negaranya akan melancarkan serangan militer segera untuk merespons setiap provokasi yang muncul.
Peringatan itu disampaikan saat Pyongyang kembali menembakkan puluhan peluru artileri ke dekat perbatasan maritim dengan Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (7/1) waktu setempat -- tembakan ketiga dalam tiga hari berturut-turut.
Seperti dilansir Reuters dan Associated Press, Senin (8/1/2024), Kepala Staf Gabungan Militer Korsel melaporkan bahwa Korut menembakkan lebih dari 90 peluru artileri ke dekat perbatasan laut sebelah barat, yang menjadi sengketa kedua negara, pada Minggu (7/1) sore waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seoul menegaskan agar Pyongyang segera menghentikan aksi provokatif semacam itu.
Militer Korut dalam pernyataannya kemudian mengonfirmasi bahwa pihaknya menggunakan sistem artileri pesisir untuk melakukan latihan tembak secara langsung. Disebutkan juga bahwa latihan itu sudah menjadi bagian dari jadwal latihan militer dan arah tembakannya tidak memicu ancaman apa pun bagi Korsel.
"Saya telah memperjelas sekali lagi bahwa alasan keamanan untuk memancing Tentara Rakyat Korea (KPA -- nama resmi militer Korut) telah meleset," ucap Kim Yo Jong, yang juga salah satu anggota paling berkuasa dalam rezim Kim Jong Un, dalam pernyataan yang dirilis kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).
"Seperti yang sudah dideklarasikan, KPA akan melancarkan serangan militer jika musuh melakukan provokasi sekecil apa pun," tegasnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Peringatan itu disampaikan setelah Korut dilaporkan menembakkan lebih dari 60 peluru artileri ke dekat pulau perbatasan Korsel pada Sabtu (6/1) sore. Kim Yo Jong menyangkal adanya tembakan artileri oleh Korut pada akhir pekan tersebut.
Diklaim oleh Kim Yo Jong, dalam pernyataannya, bahwa Pyongyang hanya meledakkan bubuk peledak yang menyimulasikan suara tembakan artileri di wilayah pesisirnya, yang bertujuan menguji coba kemampuan pendeteksian militer Korsel.
"Hasilnya jelas seperti yang kami harapkan. Mereka salah menilai suara ledakan itu sebagai suara tembakan dan menduganya sebagai provokasi. Dan mereka bahkan membuat pernyataan yang keliru dan kurang ajar bahwa peluru itu jatuh di (perbatasan laut) utara," tutur Kim Yo Jong seperti dikutip KCNA.
"Saya tidak bisa tidak mengatakan bahwa orang-orang di sana (Korea Selatan-red) sangat menyedihkan karena mereka mempercayakan keamanan kepada orang-orang buta dan membayar pajak uang besar kepada mereka," ucapnya.
"Lebih baik 10 kali mempercayakan keamanan kepada anjing yang indera pendengaran dan penciumannya berkembang," imbuh Kim Yo Jong.
Kepala Staf Gabungan Militer Korsel menolak pernyataan Kim Yo Jong, dan menyebutnya sebagai "propaganda vulgar yang bersifat komedi" yang dimaksudkan untuk melemahkan kepercayaan rakyat Korsel terhadap militer negara itu dan memicu perpecahan dalam negeri.
Pada Jumat (5/1) waktu setempat, Korut dilaporkan menembakkan lebih dari 200 peluru artileri ke dekat dua pulau perbatasan Korsel. Hal itu memicu perintah evakuasi terhadap warga Korsel yang tinggal di dua pulau tersebut, meskipun tidak ada laporan soal peluru artileri Korut yang melintasi perbatasan maritim.