Menhan Israel Ungkap Pergeseran Strategi Perang di Gaza, Seperti Apa?

Menhan Israel Ungkap Pergeseran Strategi Perang di Gaza, Seperti Apa?

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 05 Jan 2024 11:05 WIB
Israel’s Defense Minister Yoav Gallant meets soldiers in a field near Israel’s border with the Gaza Strip, in southern Israel, October 19, 2023. (Reuters)
Menhan Israel Yoav Gallant saat menemui tentara-tentara Israel di dekat perbatasan Gaza pada Oktober lalu (dok. Reuters)
Tel Aviv -

Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengungkap pergeseran strategi untuk fase selanjutnya dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza. Seperti apa rencana Israel selanjutnya itu?

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (5/1/2024), Gallant menyatakan bahwa militer Israel akan mengerahkan pendekatan baru yang lebih tepat sasaran di bagian utara Jalur Gaza dan terus memburu para pemimpin Hamas di bagian selatan daerah kantong Palestina tersebut.

Hal tersebut disampaikan Gallant ketika Israel menarik sebagian pasukannya dari Jalur Gaza untuk memungkinkan ribuan tentara cadangan kembali ke pekerjaan mereka usai meningkatnya tekanan internasional untuk beralih kepada operasi tempur yang tidak terlalu intens.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di wilayah utara Jalur Gaza, kami akan melakukan transisi ke pendekatan tempur baru sesuai dengan pencapaian militer di lapangan," ungkap Gallant dalam pernyataan yang dirilis kantor Menhan Israel pada Kamis (4/1) waktu setempat.

Pernyataan itu menguraikan prinsip-prinsip panduan yang merefleksikan visi Gallant untuk fase perang selanjutnya.

ADVERTISEMENT

Disebutkan Gallant bahwa operasi yang dilakukan militer Israel akan mencakup penggerebekan, penghancuran terowongan, serangan udara dan darat, serta operasi pasukan khusus.

Di wilayah selatan Jalur Gaza yang ditinggali sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza dengan kebanyakan di tenda dan tempat penampungan sementara, sebut Gallant, operasi militer akan terus berupaya memusnahkan para pemimpin Hamas dan menyelamatkan sandera-sandera Israel yang masih ditahan.

"Ini akan berlanjut selama dianggap perlu," tegasnya.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Pimpinan Hamas soal Serangan di Beirut: Israel Ingin Memperluas Agresi':

[Gambas:Video 20detik]



Setelah perang berakhir nantinya, Gallant menyatakan Hamas tidak akan lagi menguasai Jalur Gaza dan Israel akan mempertahankan kebebasan aksi operasionalnya. Namun dia juga menyebut tidak akan ada kehadiran warga sipil Israel dan lembaga Palestina yang bertanggung jawab atas Jalur Gaza.

"Penduduk Gaza adalah warga Palestina, oleh karena itu, lembaga-lembaga Palestina akan bertanggung jawab, dengan syarat tidak akan ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel," cetus Gallant dalam pernyataannya.

Israel melancarkan rentetan pengeboman terhadap Jalur Gaza setelah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut dan sekitar 240 orang disandera Hamas.

Sementara itu, rentetan serangan Israel dilaporkan menewaskan lebih dari 22.000 orang di Jalur Gaza, dengan kehancuran menyelimuti wilayah tersebut. Kebanyakan korban tewas di Gaza dilaporkan sebagai perempuan dan anak-anak.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads