Sedikitnya 51 dilaporkan hilang pada hari Kamis (4/1), seiring tim penyelamat Jepang berjuang untuk mencapai ratusan orang yang masih belum terjangkau bantuan, tiga hari setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan sedikitnya 78 orang.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/1/2024), ketika pencarian korban selamat terus berlanjut, lebih dari selusin komunitas masih terisolasi akibat tanah longsor dan jalan-jalan yang rusak di Jepang tengah, tempat gempa berkekuatan Magnitudo (M) 7,5 terjadi pada hari Senin (1/1) lalu.
Menurut pemerintah setempat, gempa utama yang dahsyat, diikuti ratusan gempa susulan, melukai sedikitnya 330 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak berwenang juga menerbitkan daftar 51 orang pada hari Kamis yang keberadaannya tidak dapat dikonfirmasi.
Penampakan kehancuran lebih lanjut terlihat oleh AFP di kota pesisir Anamizu, termasuk mobil-mobil yang tertimpa reruntuhan beton.
Ribuan tentara, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh Jepang menyisir puing-puing rumah kayu yang runtuh dan bangunan komersial yang roboh untuk mencari tanda-tanda kehidupan.
Sekitar 29.000 rumah tangga di prefektur Ishikawa di pesisir Laut Jepang tidak mendapat aliran listrik, dan lebih dari 110.000 rumah di Ishikawa dan dua wilayah tetangganya tidak memiliki air.
Akses terhadap komunitas-komunitas kecil di wilayah Semenanjung Noto yang terkena dampak paling parah, telah terputus - dengan 300 orang menunggu bantuan di sebuah sekolah di kota Ooya di wilayah Suzu.
"Bahkan jika saya memberikan makanan kepada anak-anak saya, itu tidak cukup. Saya hampir tidak makan apa pun selama dua hari terakhir," kata seorang wanita berusia 30-an tahun dengan tiga anak di Suzu kepada surat kabar Asahi Shimbun.
Gempa dahsyat pada hari Senin itu memicu gelombang tsunami setinggi setidaknya 1,2 meter (empat kaki) di Wajima, dan serangkaian tsunami yang lebih kecil dilaporkan di tempat-tempat lain.
Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK melaporkan bahwa satu orang tersapu tsunami di daerah Suzu di Noto, dan penjaga pantai sedang menyelidikinya.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahun dan sebagian besar tidak menyebabkan kerusakan, dengan peraturan bangunan yang ketat yang telah diterapkan selama lebih dari empat dekade.
Gempa bumi telah melanda wilayah Noto dengan kekuatan dan frekuensi yang semakin meningkat selama lima tahun terakhir.
Negara ini pernah diguncang gempa bawah laut berkekuatan M 9,0 pada tahun 2011, yang memicu tsunami yang menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang.